55 Contoh Kalimat Bioindikator dan Bioluminescence Beserta Artinya

55 Contoh Kalimat Bioindikator dan Bioluminescence Beserta Artinya

Fria Sumitro - detikSumut
Rabu, 02 Agu 2023 10:35 WIB
ilustrasi fenomena bioluminescence
ilustrasi fenomena bioluminescence (Foto: Unsplash @bigmck56)
Medan -

Dalam bahasa Indonesia, ada yang namanya prefiks. Pengertian prefiks adalah imbuhan yang diletakkan di awal kalimat.

Contoh prefiks ada banyak, salah satunya adalah bio. Berdasarkan KBBI, apabila setiap kata dibubuhi imbuhan bio, maka maknanya akan berkaitan dengan kehidupan ataupun makhluk hidup.

Bioindikator dan bioluminescence merupakan contoh kata dengan prefiks bio. Apakah kamu sudah tahu pengertian kedua kata tersebut. Kalau belum, simak pengertian serta contoh kalimat bioindikator dan bioluminescence berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengertian Bioindikator dan Bioluminescence

a. Pengertian Bioindikator

Juliantara (2011) dalam Lintah (Hirudo medicinalis) sebagai bioindikator pencemaran lingkungan perairan tawar menyebutkan bahwa bioindikator adalah organisme hidup yang dapat dijadikan sebagai petunjuk kondisi sebuah lingkungan maupun sumber daya sebuah habitat.

Makhluk yang tergolong bioindikator umumnya begitu erat dengan lingkungan ia hidup. Apabila terjadi perubahan pada habitatnya, perilaku bioindikator cenderung akan mengalami perubahan.

ADVERTISEMENT

Itulah mengapa organisme seperti itu disebut sebagai bioindikator karena mampu menjadi petunjuk atau cerminan kualitas suatu lingkungan dan gambaran ekologi tertentu.

b. Pengertian Bioluminescence

Dilansir situs resmi Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika Serikat, bioluminescence atau bioluminesensi adalah produksi dan emisi cahaya oleh organisme hidup.

Adapun cahaya yang dihasilkan makhluk hidup berasal dari energi yang dilepaskan dari reaksi kimia dalam tubuh organisme tersebut. Contoh organisme yang dapat menghasilkan cahaya adalah kunang-kunang, bakteri, hingga spesies ikan penghuni laut dalam.

Contoh Kalimat Bioindikator

  1. Penurunan jumlah burung pemangsa di suatu hutan dapat berfungsi sebagai bioindikator peningkatan tingkat polusi dan gangguan ekosistem.
  2. Perubahan populasi plankton di perairan laut dapat menjadi bioindikator perubahan ekologis yang lebih besar di lingkungan tersebut.
  3. Pemantauan keragaman hayati dalam suatu kawasan hutan dapat menggunakan kupu-kupu sebagai bioindikator untuk mengevaluasi kelestarian ekosistem.
  4. Pemantauan kualitas air sungai dengan memperhatikan keberadaan larva capung sebagai bioindikator tingkat pencemaran.
  5. Bioindikator adalah kelompok atau komunitas organisme yang saling berhubungan, di mana keberadaan atau perilakunya sangat berhubungan dengan kondisi lingkungan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai suatu petunjuk atau uji kuantitatif.
  6. Alga yang hidup di sungai menjadi bioindikator kualitas air yang baik.
  7. Mikroartropoda tanah dapat digunakan sebagai bioindikator kuaiitas tanah.
  8. Bioindikator yang sering digunakan adalah makroinvertebrata yang hidup menetap di dasar sungai yang dengan karakteristiknya dapat mengindikasikan kualitas lingkungan badan air tempat mereka hidup.
  9. Perubahan warna atau tekstur kulit katak dapat berperan sebagai bioindikator kesehatan ekosistem air di sekitarnya.
  10. Peningkatan keragaman tumbuhan air di suatu danau dapat menjadi bioindikator perbaikan kualitas air di lokasi tersebut.
  11. Kehadiran jenis-jenis serangga tertentu dapat menjadi bioindikator kebersihan lingkungan tersebut.
  12. Tingkat kepadatan vegetasi menjadi bioindikator produktivitas ekosistem hutan.
  13. Perubahan populasi plankton di perairan laut dapat menjadi bioindikator perubahan ekologis yang lebih besar di lingkungan tersebut.
  14. Populasi kura-kura laut menjadi bioindikator tekanan manusia terhadap habitat laut.
  15. Penurunan keanekaragaman hayati menjadi bioindikator degradasi lingkungan.
  16. Bioindikator ekologi adalah spesies yang mampu mendeteksi perubahan di lingkungan alami dan dampaknya.
  17. Mikroalga dapat dijadikan sebagai bioindikator untuk melihat tingkat pencemaran perairan di sungai.
  18. Beberapa contoh mikroalga yang sudah dimanfaatkan sebagai bioindikator pencemaran perairan antara lain mikroalga epilitik, mikroalga perifitik, dan diatom.
  19. Udang dan planaria kerap dimanfaatkan sebagai bioindikator untuk memeriksa kualitas air sebuah perairan.
  20. Pengamatan tingkat kelimpahan ikan purba tertentu digunakan sebagai bioindikator perubahan suhu dan keasaman di danau.
  21. Tingkat keasaman tanah dapat diukur dengan menggunakan bioindikator khusus.
  22. Pengamatan kondisi fisik dan kesehatan serangga predator tertentu digunakan sebagai bioindikator untuk mengontrol hama di pertanian.
  23. Kehadiran tanaman lumut di dinding bangunan bisa menjadi bioindikator kelembaban dan kualitas udara di sekitar lokasi tersebut.
  24. Keanekaragaman hayati pada suatu area hutan merupakan bioindikator kelestariannya.
  25. Pengamatan tingkat kelimpahan ikan purba tertentu digunakan sebagai bioindikator perubahan suhu dan keasaman di danau.
  26. Beberapa jenis lumut dapat berperan sebagai bioindikator polusi udara.
  27. Peningkatan kandungan lumut kerak di suatu kawasan hutan dapat menjadi bioindikator tingkat pencemaran udara dan kualitas udara sekitar.
  28. Jumlah dan keberagaman kupu-kupu di suatu daerah dapat digunakan sebagai bioindikator untuk mengukur kesehatan ekosistem.
  29. Penurunan kepadatan populasi kura-kura di kawasan pantai menjadi bioindikator terjadinya gangguan pada ekosistem laut.
  30. Ikan air tawar tertentu dapat berfungsi sebagai bioindikator kesehatan ekosistem perairan.

Contoh Kalimat Bioluminescence

  1. Seorang astronom amatir di New South Wales (NSW) berhasil mengabadikan fenomena kehadiran bioluminescence di Jervis Bay.
  2. Bioluminescence terjadi ketika dua bahan kimia berupa senyawa organik enzim luciferase dan luciferin.
  3. Di antara pantai yang terdapat fenomena Bioluminescence adalah Bioluminescent Bay yang berada di Puerto Rico.
  4. Fenomena bioluminescence di Jervis Bay disebabkan oleh keberadaan Noctiluca scintillans atau kilauan laut, ganggang bersayap bersel satu yang dapat menghasilkan cahaya ketika terganggu.
  5. Hingga saat ini, bioluminescence telah ditemukan secara alami pada berbagai macam makhluk hidup, seperti jamur, bakteri, dan organisme di perairan.
  6. Contoh bakteri penghasil bioluminescence yang telah diteliti adalah genus Vibrio, Photobacterium, Xenorhabdus, dan Shewanella.
  7. Bioluminescence juga sering disebut dengan "Glow in The Dark".
  8. Bioluminescence sudah dikenalkan sejak 500 SM oleh Aristoteles dalam bukunya yang berjudul "Tentang Warna".
  9. Bioluminescence adalah emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu.
  10. Ikan lomek (Harpadon nehereus) merupakan salah satu organisme bioluminescence. Ikan ini dapat memancarkan cahaya ketika sudah mati.
  11. Sekitar 80 persen organisme bioluminescence mendiami lautan dan dapat dijumpai di kedalaman kurang dari 1000 m.
  12. Beberapa hewan yang mempunyai bioluminescence memanfaatkan cahaya yang ia hasilkan sebagai sinyal kawin.
  13. Kelompok dinoflagellata termasuk organisme bioluminescence. Mereka menghasilkan cahaya dari enzim green flourecent protein untuk mempertahankan diri dari serangan predator.
  14. Dinoflagellata adalah contoh organisme dengan kemampuan bioluminescence yang menghasilkan luciferin dan cahaya hijau-kebiruan.
  15. Di Indonesia, fenomena Bioluminescence dapat dilihat di pantai Gili Trawangan.
  16. Kemampuan bioluminescence banyak dimiliki oleh organisme laut, contohnya adalah ikan lomek.
  17. Pada tahun 2019, fenomena Bioluminescence juga terjadi di Perairan Pesisir Barat Lampung.
  18. Pengunjung Jervis Bay menyebut kilauan di area pantai sebagai "pesta bioluminescence".
  19. Peran fungsional bioluminescence pada organisme yang lebih rendah, seperti bakteri, dinoflagellata, dan jamur, sulit untuk dilihat.
  20. Fenomena keindahan Bioluminescence juga bisa dilihat di matsu island di Taiwan dan Toyama Bay Jepang.
  21. Kunang-kunang merupakan salah satu organisme yang menggunakan bioluminescence sebagai sinyal kawin.
  22. Sebagian besar bioluminescence yang terjadi di laut memancarkan cahaya biru-hijau dari spektrum cahaya tampak.
  23. Bioluminescence bersumber dari berbagai organisme laut seperti ostracoda, ubur-ubur, beberapa jenis ikan, plankton, dan organisme lainnya.
  24. Beberapa organisme dengan kemampuan bioluminescence tidak mensintesis luciferin. Mereka menyerapnya melalui organisme lain, baik sebagai makanan atau dalam hubungan simbiosis.
  25. Hiu Isistius brasiliensis memanfaatkan bioluminescence untuk menarik mangsanya.

Demikianlah contoh kalimat bioindikator dan bioluminescence. Semoga membantu pemahamanmu, ya!




(mff/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads