Saum alias puasa adalah salah satu ibadah yang sangat disunahkan selama bulan Muharam. Hal ini seperti yang diterangkan dalam hadis Nabi SAW dari Abu Hurairah:
"Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada bulan Allah (Muharam). Sementara salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat malam." (HR. Muslim no. 1163, dari Abu Hurairah).
Selama Muharam, terdapat dua puasa khusus yang dianjurkan langsung oleh Rasulullah, yaitu puasa Tasua pada 9 Muharam dan puasa Asyura pada 10 Muharam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anjuran tersebut tentu karena keutamaannya yang sangat besar. Namun, bagaimana jadinya jika hanya puasa Asyura tanpa puasa Tasua? Apakah itu boleh?
Kali ini, detikSumut telah merangkum informasi tentang hukum puasa Asyura saja tanpa puasa Tasua berdasarkan penjelasan Buya Yahya dari video "Hanya Puasa dihari Asyuro dan Tidak Puasa Dihari Tasu'a?". Simak sampai habis, yuk!
Buya Yahya: Mengerjakan Puasa Asyura Sehari Saja Adalah Sunah, Tidak Makruh
Dalam video yang diunggah melalui kanal YouTube resminya, Buya Yahya menjelaskan bahwa puasa di hari Asyura adalah salah satu ibadah saum yang disunahkan selama bulan Muharam.
Anjuran tersebut berdasarkan hadis yang diriwayatkan dalam kitab Shahih Muslim. Hadis tersebut menyebutkan pahala puasa Asyura yang berupa ampunan dosa setahun yang lalu.
"Puasa pada hari Asyura, sungguh aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang telah lalu." (HR. Muslim no. 1975).
Ia kemudian menegaskan bahwa ibadah saum tersebut adalah sunah. Hukumnya tidak berubah sekalipun dikerjakan sendiri atau tidak dibarengi dengan puasa sehari sebelum maupun sesudahnya.
"Ini (puasa Asyura) sunah, maka (dikerjakan) sendiri saja adalah sunah, bukan makruh, karena tidak ada larangan (apabila dikerjakan tanpa dibarengi puasa hari lain). Bahkan yang ada adalah pahala bagi yang berpuasa di (hari) Asyura," terang Buya Yahya dalam video tersebut, dikutip detikSumut, Rabu (26/7/2023).
Meskipun tidak masalah mengerjakan puasa Asyura tanpa puasa Tasua, Buya Yahya mengingatkan, terdapat keutamaan apabila mengawali puasa Asyura dengan saum sehari sebelumnya.
Dobel Sunah bagi yang Mengerjakan Puasa Tasua sebagai Mukadimah Puasa Asyura
Seperti diterangkan di bagian sebelumnya, tidak mengapa apabila seseorang hanya berpuasa pada hari Asyura saja. Namun, jika ingin mendapatkan kesempurnaan pahala dari ibadah puasa Asyura, Buya Yahya menerangkan, maka sebaiknya juga mengerjakan puasa Tasua pada 9 Muharam.
Salah satu alasannya adalah untuk menyelisihi atau sebagai pembeda dari puasa yang dikerjakan orang Yahudi. Pasalnya, orang Yahudi juga berpuasa pada 10 Muharam.
Di samping itu, keutamaan puasa Tasua pada 9 Muharam dapat dilihat dari keinginan Rasulullah SAW untuk mengawali puasa Asyura dengan saum sehari sebelumnya. Sayangnya, ia tak kesampaian karena sudah wafat terlebih dahulu.
"Kalaupun ada yang berpuasa (satu hari saja) di Asyura, (tetap) dapat pahala. Cuman, kalau ingin sempurna, (maka juga kerjakan puasa Tasua), karena Nabi sendiri berkata, 'Kalau aku hidup tahun depan, aku puasa tanggal 9 (Muharam).' (Namun) Nabi tidak sempat berpuasa tanggal 9 (Muharam) karena Nabi sudah wafat waktu itu," kata Buya Yahya.
"Maka ulama mengatakan, sunah memberikan (puasa) mukadimah tanggal 9 (Muharam) untuk kesempurnaan tanggal 10 (Muharam)," sambungnya.
Jika Tidak Puasa Tasua, Jangan sampai Lupa Puasa Asyura!
Buya Yahya kemudian mengingatkan, apabila seorang muslim terlanjur tidak puasa Tasua pada 9 Muharam, maka dirinya jangan sampai tidak mengerjakan puasa Asyura. Sebab, sebenarnya saum tersebutlah yang paling utama selama bulan Muharam.
"Jangan gara-gara tanggal 9 (Muharam) tidak berpuasa, lalu tidak puasa tanggal 10 (Muharam). Bahkan, intinya tanggal 10 (Muharam)," tegas Buya Yahya.
Lebih lanjut, Buya Yahya mengatakan, apabila ingin ibadah puasa Asyura semakin sempurna, maka umat Islam dapat kembali menambah puasa sehari setelahnya, yakni pada 11 Muharam. Dalam hal ini, puasa secara komplit pada 9, 10, dan 10 Muharam.
Namun, ia kembali mengingatkan, puasa pada 11 Muharam hanyalah sunah, bukan wajib. Jadi, jika sanggup, maka dapat dikerjakan, tetapi jika tidak, maka tidak apa-apa ditinggalkan.
Kemudian, Buya Yahya memaparkan, seseorang yang sanggup berpuasa pada 9, 10, dan 11 Muharam akan mendapatkan tiga macam pahala, yaitu
- pahala orang yang berpuasa pada hari Asyura (10 Muharam),
- pahala orang yang berpuasa untuk menyelisihi puasa orang Yahudi (9 Muharam), dan
- pahala orang yang berpuasa tiga hari selama satu bulan (11 Muharam).
Kesimpulan: Tetap Boleh dan Sah Puasa Asyura sekalipun tanpa Puasa Tasua
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa boleh puasa Asyura tanpa puasa Tasua. Kendati demikian, detikers akan melewatkan banyak keutamaan apabila hanya puasa sehari saja.
Buya Yahya menjelaskan, apabila sanggup berpuasa pada 9, 10, dan 11 Muharam, maka seorang muslim akan mendapatkan pahala orang yang berpuasa Asyura, pahala orang yang menyelisihi puasa umat Yahudi, dan pahala puasa tiga hari setiap bulan.
Kalaupun tidak sempat puasa Tasua pada 9 Muharam, jangan sampai lupa mengerjakan puasa Asyura karena saum tersebut adalah ibadah yang paling utama selama Muharam.
Bagi orang yang mengerjakan puasa Asyura, insya Allah ia akan mendapatkan ampunan dosa setahun yang lalu dari Allah SWT.
Wallahua'lam bishawab. Semoga artikel di atas menjawab pertanyaanmu, ya, detikers!
(mff/astj)