Seorang ibu bernama Elisabeth Anderson-Sierra di Amerika Serikat mendonasikan air susu ibu (ASI) kepada ribuan bayi di negaranya. Aksi Elisabeth itu pun memecahkan rekor dunia dan tercatat di Guinness World Record.
Elisabeth telah delapan tahun lebih menyumbangkan ASI untuk bayi prematur hingga bayi baru lahir yang membutuhkan nutrisi demi bertahan hidup. Sejauh ini, setidaknya 1.600 liter susu telah disumbangkan oleh Elisabeth kepada bayi di seluruh AS.
"Saya baru-baru ini menetapkan Rekor Dunia Guinness untuk sumbangan ASI terbesar oleh seorang individu. Itu menyenangkan, tapi saya harap ini meningkatkan kesadaran tentang donasi susu," ucapnya dikutip detikHealth dari Insider.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Elisabeth menjelaskan bahwa dia mengidap sindrom hiperlaktasi, yaitu kondisi langka yang membuat seseorang menghasilkan hingga 200 ons susu dalam satu hari. Diagnosis tersebut diketahui oleh Elisabeth pada 2014.
Elisabeth bercerita ketika dia tengah hamil 20 minggu, sudah mampu memproduksi sekitar 30 ons sehari. Elisabeth mengaku harus meletakkan waslap di bawah baju untuk menyerap ASI yang keluar terus-menerus.
"Segalanya menjadi sangat tidak nyaman sehingga saya mendapat pompa tangan dan kemudian pompa listrik. Menghasilkan susu sebenarnya lebih tidak nyaman daripada hamil. Saya terus membuat lebih banyak susu setelah putri saya Isabella lahir," ucapnya lagi.
"Saya perlu memompa begitu sering sehingga saya cukup banyak tinggal di rumah. Hidup sebagai ibu baru memang sudah terasing, tapi rasanya lebih buruk lagi bagi saya," sambungnya lagi.
Meskipun memecahkan rekor dunia, Elisabeth mengaku tidak nyaman dan merasa lelah dengan kondisi dirinya seperti itu. Dia menginginkan untuk menjalani mastektomi ganda karena merasa pengobatan apapun yang sudah dicoba tidak membuahkan hasil.
"Meskipun saya memecahkan rekor dunia untuk donasi susu, sulit bagi saya untuk duduk dengan pujian dan perhatian itu. Tapi kata-kata manis menambah sisi positif dari kondisi medis ini," imbuhnya lagi.
Artikel asli pada laman ini telah tayang di detikHealth. Baca selengkapnya di sini.
(dhm/dhm)