Luhut Nilai Korupsi di Indonesia Sulit untuk Dihilangkan, Ini Alasannya

Nasional

Luhut Nilai Korupsi di Indonesia Sulit untuk Dihilangkan, Ini Alasannya

Tim detikFinance - detikSumut
Rabu, 19 Jul 2023 01:00 WIB
Menko Luhut (kemeja putih lengan pendek) dan Ketua KPK Firli (kemeja batik)-(Yogi/detikcom)
Foto: Menko Luhut (kemeja putih lengan pendek) dan Ketua KPK Firli (kemeja batik)-(Yogi/detikcom)
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menilai korupsi di Indonesia sulit dihilangkan. Namun tindak pidana korupsi bisa ditekan dan dikurangi.

Melansir detikFinance, Luhut mengatakan bagi orang yang menyebut korupsi di Indonesia akan habis adalah kebohongan. Untuk itu dia meminta untuk tidak sok suci.

"Nah digitalisasi menurut saya kunci pemberantasan pengurangan korupsi, bilang habis korupsi itu bohong, nanti kau di surga aja. Jadi jangan sok paling bersih aja, kalau perfect nggak ada, cuma lakukan perbaikan bangun sistem yang baik dengan berikan contoh memimpin bisa dilakukan," ungkap Luhut dalam Stranas PK di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Selasa (18/7/2023)

"Karena pada dasarnya manusia ada sifat jelek, kalau ada peluang curi, ya bisa curi juga dia," imbuhnya.

Dalam acara itu, Luhut juga mengingatkan KPK untuk melakukan pencegahan korupsi yang dimulai dari perbaikan sistem, pencegahan, baru melakukan penindakan. Dia menyebut jika penindakan merupakan langkah terakhir KPK.

Luhut mengakui jika saat ini banyak masyarakat yang memilih KPK mengedepankan penindakan. Dia pun menyinggung soal drama dalam penindakan yang dilakukan KPK.

"Tapi kita semua ingin lihat penindakan saja. Memang senang drama. Padahal yang dilakukan KPK menurut saya sangat banyak," ujar Luhut.]

Dia juga tidak setuju dengan anggapan KPK tidak sukses jika sedikit menangkap orang. Menurutnya, anggapan seperti itu kampungan.

Kinerja KPK, menurut Luhut, tidak berpatok kepada seberapa banyak orang yang ditangkap. Namun penangkapan yang berkurang disertai dengan banyak penghematan keuangan negara.

"Itu dilihat jangan drama-drama saja tadi ditangkap. Kalau kurang jumlahnya ditangkap berarti nggak sukses. Saya sangat tidak setuju, kampungan itu. Menurut saya itu ndeso," jelas Luhut.




(afb/afb)


Hide Ads