Bulan Muharram, Selamatnya Nabi Musa dari Kejaran Firaun

Bulan Muharram, Selamatnya Nabi Musa dari Kejaran Firaun

Farid Achyadi Siregar - detikSumut
Selasa, 18 Jul 2023 08:00 WIB
Biblical and religion vector illustration series, Moses held out his staff and the Red Sea was parted by God
ilustrasi Nabi Musa AS membelah laut atas izin Allah SWT (Foto: Getty Images/iStockphoto/rudall30)
Medan -

Muharam adalah bulan pertama pada kalender Hijriah. Ada banyak peristiwa penting yang dapat direnungi dan dijadikan pelajaran selama bulan ini.

Di samping itu, Muharam juga termasuk satu dari empat bulan suci dalam agama Islam. Hal ini seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW dalam hadis berikut:

"Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya empat bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijah, dan Muharam. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Syakban." (HR Bukhari Muslim).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu peristiwa yang bisa kita jadikan sebagai pelajaran adalah momen di mana Allah selamatkan Nabi Musa dari kejaran tentara Firaun yang saat itu mengejarnya. Pada saat itu,
Nabi Musa diselamatkan dari kejaran Firaun pada hari Asyura atau 10 Muharam.

Pertolongan Allah kepada Nabi Musa itu menjadi peristiwa yang sampai saat ini bisa menjadi pelajaran untuk kita agar lebih bertakwa kepada Allah. Peristiwa ini juga menjadi dasar adanya puasa Asyura yang dikerjakan umat Islam dan Yahudi.

ADVERTISEMENT

Pada saat itu, Nabi Musa membelah lautan dan menenggelamkan Firaun beserta pasukannya. Orang yang berani menentang kepemimpinan Firaun hanyalah Nabi Musa kala itu. Hingga pada saatnya Firaun memerintahkan pasukannya untuk menangkap Nabi Musa.

Nabi Musa bersama para pengikutnya pun dikejar oleh pasukan Firaun. Namun, mereka terjebak di ujung perbatasan dengan laut sehingga tak ada jalan keluar kecuali melewati laut yang dikenal dengan nama Laut Merah.

Dipukullah tongkat tersebut ke tanah hingga membelah lautan. Nabi Musa dan pengikutnya pun berjalan di tengah-tengah laut yang terbelah tersebut. Allah SWT berfirman dalam Surah Taha ayat 77 yang berbunyi,

"Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, 'Pergilah bersama hamba-hamba-Ku (Bani Israil) pada malam hari, dan pukullah (buatlah) untuk mereka jalan yang kering di laut itu, (engkau) tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam)."

Ketika memukul tongkatnya ke tanah, Nabi Musa membaca sebuah doa. Adapun doa yang dibaca Nabi Musa sewaktu membelah lautan adalah sebagai berikut:

Ψ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡ΩΩ…Ω‘ΩŽ Ω„ΩŽΩƒΩŽ Ψ§Ω„Ω’Ψ­ΩŽΩ…Ω’Ψ―Ω وَΨ₯ΩΩ„ΩŽΩŠΩ’ΩƒΩŽ الْمُشْΨͺΩŽΩƒΩŽΩ‰ΨŒ ΩˆΩŽΨ£ΩŽΩ†Ω’Ψͺَ الْمُسْΨͺΩŽΨΉΩŽΨ§Ω†ΩΨŒ ΩˆΩŽΩ„ΩŽΨ§ Ψ­ΩŽΩˆΩ’Ω„ΩŽ ΩˆΩŽΩ„ΩŽΨ§ Ω‚ΩΩˆΩ‘ΩŽΨ©ΩŽ Ψ₯ΩΩ„Ω‘ΩŽΨ§ Ψ¨ΩΨ§Ω„Ω„Ω‘ΩŽΩ‡Ω Ψ§Ω„Ω’ΨΉΩŽΩ„ΩΩŠΩ‘Ω Ψ§Ω„Ω’ΨΉΩŽΨΈΩΩŠΩ…Ω

Allahumma laka al-hamdu, wa ilayka al-musytaka, wa anta al-musta'in, wa la hawla wa la quwwata illa billah al-'aliyy al-azhim

Artinya: "Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu, hanya kepada-Mu lah kami mengadu, dan hanya kepada-Mu lah kami memohon pertolongan. Tiada daya (untuk menghindari maksiat) dan tiada kekuatan (untuk taat), kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung."

Setelah selamat dari kejaran Firaun yang ikut tenggelam bersama pasukannya karena masuk dalam gulungan ombak, Nabi Musa memerintahkan pengikutnya untuk bersyukur kepada Allah karena telah menyelamatkan mereka.

Maka pada hari itu pula, Nabi Musa bersama pengikutnya berpuasa. Itulah yang menjadi awal mula puasa Asyura. Setelah peristiwa tersebut, pengikut Nabi Musa terus melakukan puasa Asyura untuk bersyukur kepada Allah.

Lebih lanjur, dikutip dari Koleksi Doa & Dzikir Sepanjang Masa karya Ustadz Ali Amrin Al Qurawy, saat itu Rasulullah tiba di Madinah. Ia melihat orang-orang Yahudi melakukan puasa Asyura. Kemudian Rasulullah SAW bertanya, "Kalian puasa apa hari ini?"

Mendapati pertanyaan itu dari Rasulullah, orang-orang Yahudi itu menjawab, "Ini adalah hari yang sangat mulia. Ini adalah hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya. Ketika itu pula, Firaun dan kaumnya ditenggelamkan. Musa berpuasa pada hari ini dalam rangka bersyukur, maka kami pun mengikutinya berpuasa pada hari ini."

Kemudian Rasulullah berkata, "Kita seharusnya lebih berhak dan lebih utama mengikuti Musa daripada kalian."

Kemudian setelah itu keluarlah anjuran untuk umat islam melaksanakan puasa Asyura, Rasulullah pun memerintahkan kaum muslimin untuk berpuasa (HR Bukhari dan Muslim).

Itulah salah satu peristiwa penting yang terjadi pada bulan Muharam. Mari jadikan Muharam sebagai awal kita untuk bertaubat dan lebih bertawakal kepada Allah SWT.




(mff/mff)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads