Ini Dia Gundala-Gundala, Tarian Pemanggil Hujan di Suku Karo

Ini Dia Gundala-Gundala, Tarian Pemanggil Hujan di Suku Karo

Michael Ogest - detikSumut
Rabu, 14 Jun 2023 03:00 WIB
Tari Gundala-Gundala memakai Topeng (Foto: Instagram @teguhpotrett)
Tari Gundala-Gundala memakai Topeng (Foto: Instagram @teguhpotrett)
Medan -

Tahukah kamu, ternyata ada tarian tradisional yang unik sebagai sarana memanggil hujan turun di Tanah Karo, Sumatera Utara. Tarian ini bernama Tari Gundala-Gundala atau Tari Tembut-tembut.

Dikutip dari laman Universitas Stekom, Tari Gundala-Gundala merupakan tari tradisional asal Suku Karo. Tarian ini dilaksanakan dengan maksud untuk memanggil hujan atau dalam bahasa Karo disebut "Ndilo Wari Udan".

Ndilo Wari Udan memiliki arti memanggil hujan agar turun segera yang biasa dilakukan pada musim kemarau panjang. Sejauh ini, tarian tersebut masih dilaksanakan di beberapa desa di Karo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keunikan Tarian Gundala-Gundala

Keunikan Tarian Gundala-Gundala terletak pada aksesoris yang biasa digunakan saat menari. Aksesoriss itu berupa topeng kayu dan baju berwarna putih.

Tarian ini dimainkan dengan formasi gerak bersama yang dinamis. Namun gerakannya akan disesuaikan dengan ritme musik tradisional Karo yang lembut dan sambil mendayu-dayu.

ADVERTISEMENT

Uniknya pula, tarian ini akan selalu diiringi dengan instrumen musik tradisional yakni gendang, gong, serunai dan keteng-keteng. Tarian ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang.Tepatnya, tarian ini ditarikan oleh lima orang dengan jenis topeng, yakni:

  1. Raja
  2. Kembrahen / Permaisuri
  3. Putri Raja
  4. Menantu
  5. Burung Gurda Gurdi

Sejarah Gundala-Gundala

Berdasarkan laman resmi Kabupaten Karo, sejarah Gundala-Gundala berawal dari Legenda Gurda-Gurdi. Di mana pada zaman dahulu di Tanah Karo, hiduplah seorang raja dan putrinya yang telah menikahi panglima tertinggi kerajaan.

Suatu waktu, keluarga kerajaan melakukan perjalanan jauh yang melewati jalan setapak menuju hutan. Ketika sedang berada di tengah hutan, mereka bertemu seekor burung yang sangat besar.

Burung besar tersebut diberi nama Gurda-Gurdi, seekor burung yang berasal dari serangga. Karena melihat kecantikan sang putri, Gurda-Gurdi pun jatuh cinta hingga ingin menjadikannya sebagai istri.

Namun karena gadis itu telah mempunyai suami, raja pun langsung menolak tawaran tersebut. Kemudian terjadilah perseteruan hingga terjadi peperangan di tengah hutan tersebut.

Pada akhirnya, pasukan raja berhasil menang dengan mengalahkan Gurda-Gurdi. Atraksi ini pun biasanya diperagakan sebagai pertunjukan kepada masyarakat Karo pada upacara ritual untuk meminta agar hujan turun.

Perkembangan Tari Gundala-Gundala Sekarang

Diketahui, pertunjukan Tari Gundala-Gundala masih sering dipertontonkan oleh masyarakat di Desa Seberaya, Tanah Karo. Apalagi ketika musim kemarau berkepanjangan, tarian ini akan dijadikan ritual memangil hujan turun.

Tetapi untuk saat ini atraksi ini juga berguna untuk menyambut menyambut tamu khusus dan kegiatan lainnya. Karena uniknya, ramai wisatawan lokal dan mancanegara mengunjungi Tanah Karo untuk melihatnya.

Unik bukan? Nah detikers, itulah penjelasan mengenai berbagai keunikan dan serah Tari Gundala-Gundala. Semoga bermanfaat ya!

Artikel ini ditulis oleh Michael Ogest, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dhm/dhm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads