Langit Amerika Berubah Jadi Oranye, Ternyata Berbahaya untuk Tubuh

Langit Amerika Berubah Jadi Oranye, Ternyata Berbahaya untuk Tubuh

Tim detikHealth - detikSumut
Jumat, 09 Jun 2023 13:45 WIB
Kebakaran hutan yang terjadi di Kanda membuat langit di New York, Amerika Serikat (AS) memerah. Pemerintah setempat mengeluarkan peringatan kualitas udara buruk di pusat bisnis AS itu.
Langit Amerika berubah menjadi oranye (Foto: Reuters)
Medan -

Langit Amerika Serikat mendadak berubah menjadi oranye akibat polisi udara beracun. Kondisi ini ternyata membahayakan kesehatan tubuh manusia.

Dilansir detikHealth Jumat (9/6/2023), polisi udara beracun ini menjadi yang terburuk dalam sejarah. Pasalnya polisi kali ini lebih dari lima kali di atas standar kualitas udara nasional.

"Sejauh ini yang terburuk, maksud saya, astaga, itu buruk," ucap ilmuwan lingkungan Universitas Stanford Marshall Burke dikutip dari The Guardian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Polusi udara ini, menurut Indeks Kualitas Udara (AQI) di New York sudah mencapai level 'berbahaya' hingga mencapai 413. Angka tersebut merupakan yang paling tinggi dalam beberapa dekade terakhir di New York.

"Sulit dipercaya untuk jujur, kami harus memeriksanya empat kali untuk melihat apakah itu benar. Kami belum pernah melihat kejadian seperti ini, atau bahkan mendekati ini, di pantai timur sebelumnya. Ini adalah peristiwa bersejarah," katanya.

ADVERTISEMENT

Peneliti yang ada di Stanford mengatakan bahwa rata-rata orang di Amerika terpapar 27,5 mikrogram per meter kubik partikel kecil yang terbawa kepulan asap. Debu dan puing-puing terbakar lainnya atau PM2.5 dapat terhirup ke paru-paru dan menyebabkan berbagai kondisi kesehatan bahkan kematian.

Karena kejadian ini, langit di New York berubah menjadi warna oranye seperti di film. Sekolah dan taman bermain pun menutup aktivitas di luar ruangan dan orang-orang mulai mengenakan masker. Partikel udara mencapai 195 mikrogram atau lima kali lipat dari standar kualitas udara nasional.

"Tingkatnya cukup berbahaya, terutama jika Anda termasuk kelompok rentan. Saya memperkirakan akan ada peningkatan rawat inap karena masalah pernapasan, kelahiran prematur, dan kematian," ucap Burke.

Artikel ini sudah terbit di detikHealth.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads