Asal Usul Air di Bumi, Udah Tahu Belum?

Asal Usul Air di Bumi, Udah Tahu Belum?

Tim detikInet - detikSumut
Kamis, 01 Jun 2023 13:59 WIB
Ilustrasi Sungai tercemar berlokasi di Pulau Oahu Hawaii
Ilustrasi Foto: (iStock)
Medan -

72 persen permukaan bumi terdiri dari air, di mana 96,5 persen air ditampung di laut. Begitu juga dengan tubuh manusia yang sebagian besar terdiri dari air.

Tapi pernahkah detikers bertanya dari mana asal usul air yang ada di muka bumi ini. Bagaimana asal muasal air di alam semesta, di dalam Tata Surya, dan bagaimana air menemukan jalannya menuju planet?

Sepertinya itu pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Dilansir detikInet dari BBC Sky Night Magazine, ilmu tentang planet telah memberikan jawaban tentang dari mana sebenarnya air berasal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara Air Terbentuk

Molekul air terbentuk di ruang antarbintang melalui reaksi kimia antara molekul hidrogen dan molekul pembawa oksigen seperti karbon monoksida. Tata Surya mewarisi airnya dari butiran antarbintang berlapis es di awan debu tempat Matahari dan planet-planet terbentuk 4,6 miliar tahun lalu.

Di Tata Surya, air ini terkunci dalam dua bentuk utama. Jauh dari Matahari yang suhunya rendah, air membentuk benda es seperti komet. Sedangkan yang lebih dekat ke Matahari, air bereaksi dengan material berbatu membentuk mineral terhidrasi.

ADVERTISEMENT

Kemungkinan besar planet Bumi mewarisi airnya adalah dari asteroid dan komet yang menabraknya. Sebagian besar air ini awalnya ditambahkan ke mantel Bumi yang sedang tumbuh saat ia terbentuk dan dilepaskan dari interior oleh aktivitas vulkanik berikutnya.

Misi Hayabusa

Pada 2019, misi Hayabusa memperkuat teori yang menyebutkan air di Bumi berasal dari asteroid. Misi yang dilakukan oleh badan antariksa Jepang JAXA ini mengungkap bahwa asteroid berperan besar dalam studi yang laporannya sudah diterbitkan di Science Advances tersebut.

Wahana antariksa Hayabusa berhasil membawa butiran-butiran dari permukaan asteroid bernama 25143 Itokawa pada 2010 lalu. Dari situ, para peneliti berhasil menganalisis ada air yang terkandung di dalam dua dari butiran-butiran tersebut dengan menembakkan ion pada sampel yang dibawa Hayabusa untuk mengetahui komposisi dari permukaan asteroid tersebut.

Butiran tersebut lebih kecil dari 40 mikron, atau kurang dari 0,04 milimeter. Selain itu, tiap butiran terbuat dari beberapa mineral berbeda. Maka dari itu, ion yang ditembakkan oleh peneliti harus fokus pada mineral-mineral tertentu. Dalam studi ini, mereka fokus dalam menganalisis besi dan piroksen.

Struktur dari kristal piroksen tidak memiliki ruang yang memungkinkan air untuk masuk, atau dengan kata lain kebalikan dari tanah liat. Sifat dari piroksin dimanfaatkan para peneliti menggunakan teknik yang sangat sensitif untuk mendeteksi dan mengukur kuantitas air dengan jumlah yang sangat kecil.

Hasilnya, butiran tersebut mengandung hingga 1.000 ppm (parts per million) air, atau dengan konsentrasi hanya 0,001. Dari situ, para peneliti mampu memperkirakan air yang terkandung di asteroid 25143 Itokawa secara keseluruhan, dengan jumlah di antara 160 hingga 510 ppm.

Studi ini juga menunjukkan bahwa komposisi isotop dari hidrogen di dalam air di 25143 Itokawa sangat dekat dengan Bumi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa sumber air di Bumi sama dengan butiran yang dibawa oleh Hayabusa.

Itulah informasi tentang asal usul air di Bumi. Semoga bermanfaat detikers.

Artikel ini sudah terbit di detikInet.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads