Komisi E DPRD Sumut melakukan kunjungan kerja untuk melihat mess milik Dinas Kesehatan Sumut di Parapat, Simalungun. Dari hasil kunjungan itu, ditemukan sejumlah kejanggalan dari mess tersebut.
Ketua Komisi E DPRD Sumut, Edi Surahman Sinuraya awalnya mengatakan jika mess yang dibangun itu menggunakan anggaran yang sangat mahal. Karena, untuk pembangunan gedung bertingkat dua berukuran 7 kali 9 meter dan renovasi gedung yang ada di lokasi itu menggunakan anggaran Rp 1,6 miliar.
"Bangunan 7 kali 9 (meter), dua lantai, terus bangunan sebelah direnovasi. Jadi renovasi dan 7 kali 9 bangunan itu lah yang anggarannya 1.689.000.000," kata Edi Surahman kepada detikSumut, Sabtu (20/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan hanya berukuran kecil dan menggunakan anggaran besar, Edi mengatakan bangunan mess yang baru dibangun dengan anggaran tahun 2022 itu kini sudah dalam keadaan rusak. Yakni atap bangunan tersebut bocor sehingga tidak layak untuk digunakan.
"Dan itu enggak bisa digunakan karena kalau hujan, banjir, bocor," tuturnya.
Kemudian, Edi menyebut tidak ada juga anggaran yang disiapkan Dinkes Sumut untuk membenahi pagar yang ada di lokasi mess. Hal ini membuat mess terlihat jelek.
"Pagarnya enggak dianggarkan. Jadi bangunan itu terlihat jelek karena di sekililing bangunan itu amburadul, pagarnya enggak rapi, belakang bangunannya ada bukit-bukit," sebutnya.
![]() |
Dari keterangan Kasubbag Umum Dinkes Sumut yang ikut mendampingi mereka ke lokasi, sebut Edi, bangunan itu ditargetkan memiliki penerimaan Rp 10 juta dalam setahun. Menurut Edi, target penerimaan itu sangat kecil mengingat anggaran yang digunakan hingga miliaran rupiah.
"Kami melihat ini masalahnya di perencanaan yang tidak matang," jelasnya.
Sementara itu, sejumlah anggota Komisi E yang ikut mengunjungi lokasi mess juga mengungkap buruknya kondisi mess itu. Salah satunya soal ventilasi udara yang tidak memadai.
"Masalah-masalah struktur bangunan dan performa bangunan tidak layak. Dimana tidak ada ventilasi udara pada setiap kamar, ruangan kamarnya kecil-kecil," kata anggota Komisi E, Parsaulian Tambunan.
Persoalan di mess itu juga disampaikan anggota Komisi E lainnya yakni Penyabar Nakhe dan Tia Ayu Anggraini. Penyabar menilai kebocoran yang terjadi di gedung itu harusnya diatasi dengan cepat. Sementara Tia menilai, anggaran yang cukup besar seperti membangun mess yang bermasalah ini harusnya bisa dialihkan untuk menampung layanan kesehatan bagi masyarakat.
Dari foto yang diterima detikSumut tentang kondisi bangunan mess, terlihat jika di bagian dinding bangunan itu sudah berlumut. Hal ini diduga karena air yang masuk dari atap yang bocor.
(afb/afb)