.webp)
Kepala Humas, Promosi dan Protokoler USU Amalia Meutia mengatakan tujuh peserta UTBK tertangkap basah membawa alat perekam ketika ikut ujian merupakan murid bimbel Einstein Medical. Pengelola Einsten Medical membantah hal tersebut karena bimbel itu sudah lama tutup karena tidak ada murid.
Bimbel Einstein Medical Medan sendiri terletak di Jalan Matahari Raya, Kecamatan Medan Helvetia. Di tempat itu detikSumut bertemu dengan pria yang mengaku sebagai petugas keamanan bertanya maksud kedatangan. Setelah berbincang sejenak, ia pun kembali masuk ke dalam gedung.
Lalu, dari dalam gedung itu, ada seorang pria lain yang memperkenalkan diri bernama Dome.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah tidak buka lagi lesnya. Dulu, Februari tahun 2022 sempat buka. Tapi cuma berjalan enam bulan. Sekarang sudah tidak ada lagi. Pekerjanya aja sudah tidak ada lagi. Coba tanya Einstein di Jakarta karena pusatnya di sana," kata Dome kepada detikSumut.
Ia menyampaikan gedung yang sempat dijadikan tempat les itu kini telah difungsikan sebagai kantor PT Indo Karya Perkasa yang bergerak di bidang kesehatan. Dia menjelaskan bahwa pimpinan PT Indo ini serupa dengan pimpinan Einstein Medical dulu.
"Kalau sekarang, gedung ini dipakai untuk usaha yang bergerak di bidang kesehatan. Bosnya sama aja yang dulu dengan sekarang, namanya Anggiat. Dulu dia pimpinan Eistein di sini. Saya teman Anggiat," ucapnya.
Dome mengaku belum mendengar soal tujuh peserta UTBK yang berupaya bertindak curang di USU. Ia sebut polisi pun belum ada yang datang ke lokasi itu untuk melakukan pengecekan.
Setelah itu, Dome menelepon Anggiat untuk berkomunikasi dengan detikSumut melalui ponselnya. Anggiat pun menjelaskan bahwa Einstein Medical sudah lama tutup karena tidak ada muridnya.
"Aduh saya tidak mengerti, pak. Saya kan sudah lama tidak, sudah habis kontraknya. Kemarin kita cuma tiga bulan aja di tahun lalu, pas pandemi COVID-19. Itu kemarin tidak ada muridnya makanya berhenti," ujarnya.
Selengkapnya di halaman berikutnya...
Kepala Humas, Promosi dan Protokoler USU Amalia Meutia, meminta polisi mengusut bimbel tersebut. Menurut dia, berdasarkan pengakuan tujuh orang itu, alat perekam dipasang oleh pihak bimbel.
"Jadi tujuh peserta itu dipulangkan dari kantor polisi karena sebagai saksi korban. Karena, pengakuan mereka, yang memasang alat perekam itu adalah pihak bimbelnya," ujarnya, Kamis (11/5).
Amalia mengatakan alat perekam itu dipasang pihak bimbel sesaat sebelum pelaksanaan ujian. Pemasangan itu dilakukan di salah satu hotel.
"Bimbelnya yang harus bertanggung jawab atas tindakan curang ini. Di saat mereka mau ujian, di situ lah mereka baru tahu akan dipasangi alat-alat itu," sebutnya.
Menurut dia, tujuh peserta itu seperti ditipu. Karena dijanjikan akan lulus ujian dan belakangan diketahui menggunakan cara curang seperti itu.
"Kita harap polisi dapat mengusut tuntas terkait peran bimbel tersebut untuk melakukan kecurangan. Nama bimbelnya Einstein Medical," bebernya.
Simak Video "Video: Kebakaran Pabrik Minyak Goreng di Medan"
[Gambas:Video 20detik]
(astj/astj)
