Rita Mariana (39) terpaku diam menyaksikan sisa bangunan rumahnya yang ludes dilahap si jago merah dini hari tadi di Jalan Pertempuran, Kota Medan. Momen Idul Fitri yang harusnya dirayakannya dengan bahagia berganti menjadi duka.
Janda anak satu ini bercerita, dengan mata yang berkaca-kaca. Pada tengah malam tadi masih mengobrol dengan kakak kandungnya. Tak lama setelah itu dia terlelap tidur.
Masih hitungan sejam lebih, tiba-tiba ia dibangunkan oleh suara teriakan warga minta tolong dan kebakaran sedang terjadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ia membuka mata, rupanya keadaan rumah papan lantai dua itu dalam keadaan gelap gulita. Dirinya pun bangkit dan melangkah keluar rumah untuk memastikan apa yang terjadi.
"Kakakku juga terbangun. Sama lah kami keluar rumah. Waktu itu di rumah ada aku sama anakku satu, dan kakak sama tiga anaknya. Kami tinggal di rumah peninggalan orangtua," kata Rita, Sabtu (22/4/2023).
Dilihatnya sekeliling warga sudah ramai di jalan dan gang kecil dekat rumahnya. Ternyata listrik padam kala itu. Kemudian ia memastikan dimana terjadi kebakaran. Tak lama ia tersadar rupanya api telah merembes ke bagian dinding papan rumahnya.
Kepanikan pun melanda dirinya. Saat itu yang ada dalam pikiran hanyalah anaknya. Ia ingat anaknya masih terbaring pulas di lantai dua rumah. Ia langsung berlari untuk menyelamatkan anaknya.
Diapun sempat panik, karena anaknya tidak ada di sisinya. Setelah dicarinya, ternyata kakaknya telah menyelamatkan anaknya terlebih dahulu.
Di sela-sela itu, dirasanya lega. Namun, kecemasannya kembali berlanjut melihat api yang terus membesar. Kali ini ia memikirkan bagaimana cara menyelamatkan barang berharganya.
Baca juga: Kebakaran Dahsyat di Medan, 16 Rumah Habis |
"Saya sempat mau masuk ke dalam rumah lagi untuk menyelamatkan barang berharga. Cuma langsung ada warga yang halangi. Karena memang api sudah membesar," sebutnya.
Diapun hanya dapat beridri melihat sijago merah melihat tempat huniannya. Pasrah dan tidak mampu berbuat apa-apa. Sebab api sudah menyala cukup besar.
"Tapi mau gimana ya, masih ada uang di bawah bantal. Kan perlu untuk kebutuhan hidup. Sehari-hari saya ini bekerja sebagai tukang cuci," tambahnya.
Alhasil, tidak satu pun barang berharga yang berhasil diselamatkannya. Bahkan tersisah tinggal pakaian yang masih dikenakan.
"Sedih lah. Tapi kayak mana ini sudah musibah. Ya kami minta tolong kepada pak Bobby, kami tidak tahu mau tinggal dimana. Ini pun belum tau mau ngungsi dimana. Ya memang kalau nanti ada tempat di rumah saudara, kalau layak buat anak ya paling ke sana," tutupnya.
Kepala Lingkungan VI, Kelurahan Pulo Brayan, Kota Medan, Zulhaimi menjelaskan ada 20 unit rumah yang terbakar dini hari tadi.
"Ada 20 unit rumah terbakar yang terdiri dari 20 KK dan 75 jiwa. Untuk api muncul akibat korsleting listrik dari rumah kosong milik warga," kata Zulhaimi, Sabtu (22/5/2023).
Ia menyampaikan kebakaran mulai terjadi sekitar 02.30 WIB. Saat itu penjaga keamanan yang menyaksikan api langsung memberitahu warga dengan cara mengetuk pintu.
"Semalam kan penjaga keamanan liat ada yang terbakar. Terus mereka ini langsung menggedor rumah warga agar menyelamatkan diri dengan cepat," ucapnya.
Zulhaimi menyebutkan seluruh penghuni yang rumahnya terbakar akhirnya berhasil menyelamatkan diri. Sekitar pukul 02.45 WIB mobil Damkar tiba di lokasi untuk memadamkan api.
"Kalau korban tidak ada," sebutnya.
Kini, lanjut Zulhaimi, untuk para penghuni rumah beberapa mengungsi ke rumah kerabat masing-masing. Ada pun tenda pos bantuan dapur umum sudah didirikan.
(bpa/bpa)