Asal-usul Kata Lebaran, Sejarah dan Artinya

Asal-usul Kata Lebaran, Sejarah dan Artinya

Raja Malo Sinaga - detikSumut
Selasa, 18 Apr 2023 04:00 WIB
ilustrasi lebaran
Ilustrasi lebaran. (Foto: iStock)
Medan -

Setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan, umat Muslim akan menyambut lebaran pada 1 Syawal. Lantas, dari mana sebenarnya kata lebaran itu?

Ahli Bahasa Balai Bahasa Sumatera Utara, Agus Bambang Hermanto, mengatakan lebaran tersusun dari tiga suku kata yakni "le", "ba", dan "ran".

Dia mengatakan lebaran memiliki arti Hari Raya Umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan.

"Kalau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lebaran itu terdiri atas tiga suku kata. Ditulis dengan "le", "ba", dan "ran". Yang memiliki arti Hari Raya Umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Lebaran dalam kamus juga berarti Idul Fitri," ungkap Agus kepada detikSumut, Senin (17/4/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Kemudian Agus menjelaskan terkait sejarah kata lebaran digunakan hingga saat ini. Menurutnya, kata lebaran memiliki banyak perspektif yang dibuat oleh para ahli.

Alih-alih diserap dari bahasa asing. Kata lebaran justru diserap dari dari bahasa Jawa, Madura, Betawi, dan Sunda. Hal itu disampaikan Agus menurut banyaknya pendapat para ahli yang mengupas tentang kata lebaran.

Kata lebaran dalam empat bahasa daerah yang disebutkan hampir memiliki kesamaan penyebutan dan arti. Dalam bahasa Jawa, lebaran diambil dari kata lebar yang artinya selesai.

Sementara kata lebaran dalam bahasa Betawi diambil dari kata lebar yang berarti luas. Kemudian dalam bahasa Sunda kata lebaran diambil dari lebar yang bermakna melimpah. Dan dalam bahasa Madura, kata dasar lebaran adalah lober yang berarti tuntas.

"Kalau dilihat dari arti itu memang ada beberapa ahli yang mengatakan bahwa ada kata itu diambil, diserap bahasa daerah, bukan bahasa asing. Ada yang mengatakan dari bahasa Betawi, itu kalau orang Betawi mengatakan lebar (dengan penekanan pada huruf "A"). Kemudian ada dari bahasa Sunda. Sunda juga lebar," terangnya.

"Kemudian bahasa Jawa, bahasa Jawa lebar juga. Kemudian bahasa Madura, bahasa Madura lober yang artinya tuntas. Sedangkan dalam bahasa Sunda itu artinya melimpah, kemudian lebar dalam bahasa Betawi artinya luas," sambungnya.

Berdasarkan keempat bahasa daerah itu, Agus lebih yakin bahwa kata lebaran diserap dari bahasa Jawa. Hal itu ditekankannya lantaran makna lebar dalam bahasa Jawa dengan kata lebaran memiliki relevansi.

Selain itu, Agus menegaskan bahwa kata lebaran diserap dari bahasa Jawa karena ada unsur sejarah yang dilakukan para wali ketika menyebarkan agama Islam. Saat menyebarkan agama Islam para wali menggunakan pendekatan yang bersifat kedaerahan.

Kemudian adanya faktor masyarakat yang sudah memiliki agama Hindu menyebabkan pendekatan secara kedaerahan dipakai para wali.

"Jadi pada zaman itu masuknya para wali ke Nusantara, itu menyebarkan Islam, itu tentu dengan penyesuaian dengan masyarakat setempat. Sementara masyarakat setempat itu masih agama Hindu. Jadi kebiasaan-kebiasaan orang lokal disesuaikan dengan ajaran agama Islam," bebernya.



"Oleh karena itu, istilah-istilah yang digunakan adalah istilah-istilah daerah. Yang dikenal tadi para wali itu memang asalnya dari Jawa. Jadi saya lebih memilih, lebih setuju kata lebaran itu diambil dari bahasa Jawa," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Terkait awal mula penggunaan kata lebaran, Agus mengatakan bahwa kata itu telah lama digunakan. Dirinya menjelaskan menjadi dua sisi.

Secara kamus, kata lebaran telah tercatat dalam kamus sejak 1959. Bahkan kata lebaran telah ada dalam kamus W. J. SPoerwadarminta.

Sementara menurut penggunaannya, kata lebaran telah ada saat Islam masuk ke Indonesia. Waktu itu terjadi sekitar pada abad ketujuh atau kedelapan.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads