Hari Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Udara (TNI AU) dirayakan setiap tanggal 9 April. Lantas, bagaimanakah sejarah terbentuknya peringatan Hari Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Udara (TNI AU)? Berikut detikSumut hadirkan faktanya!
Sejarah Hari TNI AU
Peringatan Hari Tentara Nasional Indonesia - Angkatan Udara (TNI AU) tercipta bermula dari pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR). Dulunya, TNI AU belum dikenal. Masyarakat umum lebih dulu mengenal Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk pada Tanggal 22 Agustus 1945.
Pembentukan BKR sendiri merupakan salah satu dari keputusan yang dihasilkan oleh PPKI. BKR dalam pembentukannya memiliki tugas menjaga terjaminnya keamanan dan ketertiban umum.
Namun, pada 5 Oktober 1945 tercetus kembali sebuah inisiatif. Isinya merupakan memperkuat armada udara yang saat itu kekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya.
Maka pada tanggal 5 Oktober 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi Soerjadarma.
Tak sampai di situ, TKR yang baru dibentuk mengalami peningkatan. Tepatnya pada 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI, sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara.
Berselang tiga bulan, tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, yang kini diperingati sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Hingga saat ini, jasa TNI AU tak terkirakan. Seperti pada Agresi Militer Belanda II bahwa TNI AU berhasil melakukan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Peristiwa itu terjadi pada 29 Juli 1947. Terdapat tiga kadet penerbang TNI AU yakni Kadet Muljono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei.
Padahal dalam penyerangan itu, TNI AU hanya memiliki pesawat-pesawat hasil rampasan dari tentara Jepang seperti jenis Cureng, Nishikoren, serta Hayabusha. Pesawat-pesawat inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya TNI AU.
Setelah keputusan Konferensi Meja Bundar tahun 1949, TNI AU menerima beberapa aset Angkatan Udara Belanda meliputi pesawat terbang, hanggar, depo pemeliharaan, serta depot logistik lainnya. Beberapa jenis pesawat Belanda yang diambil alih antara lain C-47 Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, AT-6 Harvard, PBY-5 Catalina, dan Lockheed L-12.
Simak Video "Video: Jajal Terbang Naik Pesawat Kepresidenan TNI AU Bareng Wapres Gibran"
(nkm/nkm)