Di saat keluarga lain terdiri atas ayah, ibu dan anak, namun keluarga yang satu ini sedikit berbeda: ada suami dan dua istri. Namun, ini bukan sekadar poligami biasa, karena istri kedua dari si suami adalah anaknya sendiri.
Adalah Cihonzi Mizagwe Ezekiel, seorang pria paruh baya asal Afrika. Dirinya sendiri sudah mempunyai pasangan. Istrinya bernama Ntakwinja M. Kakumba.
Dari pernikahan mereka, lahirlah 12 orang anak, salah satunya perempuan. Kepada putrinya itu, Ezekiel tega menyetubuhi hingga hamil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semuanya bermula ketika sang putri, Tumaini, pulang sekolah. Ketika hendak mandi, sang ayah tiba-tiba mengajaknya berhubungan badan.
"Aku baru saja pulang sekolah. Ibuku tidak di rumah saat itu. Aku hendak pergi mandi dan ayahku mendatangi kamarku dan mengajak berhubungan badan dengannya," ungkap Tumaini, dikutip dari channel YouTube Afrimax English, Selasa (28/9/2023).
Tumaini menolak ajakan ayahnya itu. Namun, Ezekiel marah dan mengancam tak akan membayar uang sekolah ataupun membelikan putrinya barang-barang yang ia butuhkan.
"Karena aku senang sekolah dan ingin melanjutkan pendidikan, aku pun mau berhubungan badan dengannya," kata Tumaini.
Beberapa bulan setelah kejadian tersebut, Tumaini menyadari bahwa ayah kandungnya telah menghamili dirinya. Mendengar hal itu, Ezekiel lantas menyuruh putrinya untuk tak memberitahu siapa-siapa, termasuk ibunya.
Singkat cerita, Ezekiel pergi ke hutan karena mendapatkan pekerjaan. Seiring berjalannya waktu, perut Tumaini makin membesar dan sang ibu akhirnya mulai menyadari kehamilan putrinya.
"Pertama kali aku menyadari dia hamil, aku benar-benar marah dan sangat sedih di waktu yang bersamaan," ujar sang ibu, Kakumba.
"Aku terluka karena aku mengira itu adalah kesalahanku. Mungkin jika aku lebih sering berada di dekatnya (putrinya), aku dapat memiliki kesempatan untuk mencegahnya," sambung Kakumba.
Awalnya, Tumaini enggan untuk memberitahu ibunya pria yang telah menghamilinya. Ia masih dihantui ketakutan akan ancaman sang ayah.
Kakumba pun mencoba memahami keputusan sang putri. Sebagaimana seorang ibu, Kakumba berusaha semaksimal mungkin membantu dan mengurus Tumaini selama kehamilan pertamanya itu.
Sembilan bulan tak terasa berlalu dan hari di mana Tumaini melahirkan pun tiba. Sekali lagi, Kakumba menanyakan identitas pria yang telah menghamili putrinya.
Tumaini yang merasa bersalah kepada ibunya pun mengungkapkan bahwa ayah kandungnyalah yang telah menghamilinya.
"Aku tak bisa mengerti bagaimana suamiku tega menghamili putri kami sendiri," ujar Kakumba kepada Afrimax.
Tak bisa dinafikan bahwa Kakumba diliputi rasa kekecewaan, terlebih lagi menyadari bahwa suaminya sendiri selingkuh dengan putrinya. Kendati demikian, wanita tersebut memutuskan untuk melupakan permasalahan yang ada dan menjalani hidup kembali.
"Aku memutuskan untuk tetap tenang dan membesarkan putriku dan anaknya... Aku harus mengurus mereka supaya mereka memiliki hidup yang baik. Mereka tidak punya siapa-siapa selain aku untuk mengurus mereka," tutur Kakumba.
Setelah beberapa lama, Ezekiel pun kembali ke rumah dari pekerjaannya di hutan. Istrinya pun lantas menanyakannya tentang ia yang telah menghamili putrinya sendiri.
Kakumba memang marah. Namun, setelah suami dan putrinya minta maaf, ia pun memaafkan keduanya.
Kini, ketiganya hidup harmonis dalam satu rumah. Permasalahan yang sempat melanda mereka telah dilupakan untuk menjadi bagian dari masa lalu.
"Kami hidup dalam harmoni. Tidak ada lagi masalah di antara kami. Istriku senang denganku dan aku juga bahagia dengan keluargaku," kata Ezekiel.
Kehidupan mereka memang kembali berjalan normal. Namun, Ezekiel beberapa kali kembali mengajak putrinya berhubungan badan. Kali ini, Tumaini menolak.
Kakumba juga mengetahui permintaan suaminya itu, tetapi ia yakin putrinya punya tanggung jawab untuk menjauhkan dirinya sendiri dari godaan tersebut.
Lebih lanjut, Kakumba memberi saran kepada orang-orang yang menghadapi masalah yang sama sepertinya untuk bersabar dan melupakannya.
"Ketika sesuatu tak bisa lagi diubah, lebih baik kita melupakan (masalah) dan membangun kehidupan yang baik ketimbang merenunginya," katanya.
Ia juga menasihati para remaja perempuan di luar sana untuk senantiasa memerhatikan pakaian mereka sekalipun itu di depan anggota keluarga.
"Mereka (remaja perempuan) perlu memerhatikan bagaimana mereka berpakaian ketika bersosialisasi dengan orang lain. Ini harus dilakukan sekalipun mereka bersama ayah dan saudara laki-laki mereka," lanjutnya.
(dpw/dpw)