Heboh Hujan Es di Pekanbaru, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Heboh Hujan Es di Pekanbaru, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Raja Malo Sinaga - detikSumut
Minggu, 26 Mar 2023 16:04 WIB
Fenomena hujan es di Pekanbaru, Riau.
Hujan es di Pekanbaru beberapa waktu yang lalu (Foto: Istimewa)
Pekanbaru -

Hujan es melanda Pekanbaru pada Sabtu (25/3) kemarin. Hujan tersebut terjadi pada sore hari dan diketahui ukurannya sebesar biji kurma.

Fenomena tersebut menurut BMKG adalah hal biasa. Melansir situs resmi BMKG, disebutkan bahwa fenomena hujan es biasanya terjadi dalam skala lokal.

Rentang terjadinya hujan es juga terbilang singkat, hanya beberapa menit saja. Saat hujan es turun, biasanya disertai dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat. Hujan es juga terjadi bersamaan dengan kilat atau petir dan angin kencang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena terjadinya hujan es bisa dilihat saat masa transisi atau pancaroba musim. Baik dari musim kemarau ke musim hujan ataupun sebaliknya, dari musim hujan ke musim kemarau.

Penyebab Hujan Es

Masih melansir dari situs resmi BMKG, terjadinya hujan es karena adanya pola konvektifitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan. Hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb).

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, awan jenis Cumulonimbus memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut. Dari kondisi tersebut akhirnya butiran es di awan terbentuk.

Indikasi Terjadinya Hujan Es

1. Sehari sebelum hujan es menggunyur, biasanya pada malam hari sebelumnya hingga berlanjut ke pagi hari, hawa terasa gerah dan panas

2. Adapun panas dan hawa yang terjadi sebelum terjadinya hujan es karena adanya radiasi matahari yang kuat. Sebagai perbandingannyq, perbedaan suhu udara terjadi dari pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C). Selain itu, cuaca sebelum terjadinya hujan es disertai kelembaban yang cukup tinggi dengan nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)

3. Detik-detik terjadinya hujan es, tepatnya pada pukul 10.00 pagi terlihat awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis).

4. Kemudian awan Cumulus yang berwarna putih berubah keabu-abuan atau hitam. Ketika fase ini terjadi, awan tersebut dinamai sebagai awan Cumulonimbus (Cb).

5. Pepohonan di daerah yang dilanda hujan es bergoyang cepat.

6. Udara sekitar menjadi dingin

7. Hujan es ditandai dengan hujan turun dengan deras, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.

8. Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads