Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati setiap tanggal 24 Maret. Peringatan ini ditujukan agar masyarakat lebih peduli dan sadar bahwa penyakit TBC adalah penyakit yang masih dikategorikan sebagai epidemi di dunia, termasuk Indonesia.
Tuberkulosis merupakan penyakit yang berbahaya yang bahkan menjadi penyebab kematian ke ke-13 dan penyakit menular ke-2 setelah COVID-19. Dilansir detikhealth, penyakit ini telah menyebabkan 1,6 juta orang di dunia meninggal.
Menurut World Health Organizations (WHO), umumnya penyakit ini lebih sering dijumpai pada negara berkembang. Terbukti lebih dari 95% kasus ini terjadi di negara berkembang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indonesia sendiri menempati urutan ke-2 di dunia yang memiliki kasus TBC tertinggi setelah India dengan total 824.000 kasus TBC. Jadi, momentum ini diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit satu ini dan berupaya untuk mengakhirinya.
Sejarah Hari Peringatan Tuberkulosis Sedunia
Hari Tuberkulosis sedunia pertama kali diusulkan oleh World Health Organization (WHO) yang merupakan salah satu organisasi kesehatan terbesar di dunia. Pada tahun 1882, Dr Robert Koch menemukan bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menjadi penyebab penyakit ini.
Sebab hal itu lah, WHO memilih tanggal 24 Maret sebagai Hari TBC sedunia. Tujuannya agar kesadaran dan pengetahuan akan penyakit ini dapat menjadi suatu pencegahan
Penyebab dan Akibat TBC
Dikutip dari laman resmi dinas kesehatan Kota Banjar, TBC (tuberkulosis) yang akrab dikenal TB disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang paru-paru. Gejala TB sendiri berupa batuk yang berlangsung lama (lebih dari 3 minggu) yang biasanya berdahak bahkan mengeluarkan darah.
Ternyata, kuman yang menyebabkan penyakit satu ini tidak hanya menyerang paru-paru loh detikers!. Bakteri Mycobacterium tuberculosis ini juga dapat menyerang tulang, usus, maupun kelenjar.
Cara Penularan dan Gejala TBC
Seperti yang diketahui, penyakit menular ke-2 ini dapat ditularkan melalui percikan ludah yang keluar penderita TBC saat berbicara, batuk, ataupun bersin. Dan juga, penyakit ini lebih rentan tertular kepada seseorang yang ber-imun rendah.
Orang orang dengan kekebalan tubuh lemah seperti kekurangan gizi, penderita diabetes, pengidap HIV, bahkan orang yang akut terhadap tembakau juga rentan terkena penyakit ini.
Tanda awal dari penyakit ini dapat berupa demam, batuk, keringat malam, atau penurunan berat badan yang drastis. Terlihat ringan, namun keterlambatan penanganan dapat menyebabkan penularan bakteri ke orang lain loh!.
Tindakan Pencegahan TBC
Risiko dari infeksi TBC ini dapat diminimalisir dengan tindakan seperti:
1. Ventilasi yang baik. Bakteri TBC mampu bertahan di udara selama beberapa jam. Alhasil, penting bagi kita memiliki ventilasi udara yang baik.
2. Cahaya yang alami. Bakteri ini dapat dibunuh oleh sinar UV.
3. Menjaga kebersihan. Bagi penderita TBC, penting untuk menjaga kebersihan seperti menutup mulut atau hidung saat batuk, dan juga selalu memakai masker di keramaian.
4. Menjaga kekebalan tubuh. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang baik dapat membunuh bakteri yang satu ini. Terbukti, 60 persen orang dewasa dengan kekebalan tubuh yang sehat dapat melawan penyakit ini.
Nah detikers, itu dia sekilas tentang Hari Tuberkulosis Sedunia yang diperingati setiap tanggal 24 Maret. Jangan lupa untuk selalu jaga kesehatan ya! Semoga bermanfaat.
Artikel ini ditulis oleh Maryam Mazaya, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nkm/nkm)