Kebakaran Depo Pertamina Plumpang menyebabkan 19 orang tewas. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkap awal mula kebakaran tersebut. Berikut pernyataan Kapolri.
Dia mengatakan, kebakaran terjadi saat pengisian BBM jenis pertamax di lokasi sekitar pukul 20.00 WIB. Saat pengisian BBM jenis Pertamax dari Balongan ke Depo Plumpang, terjadi gangguan teknis yang menyebabkan tekanan berlebih hingga menimbulkan kebakaran.
"Kemudian terjadi suatu gangguan teknis yang kemudian mengakibatkan tekanan berlebih. Setelah itu, didapati peristiwa terbakar," ujar kata Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, dilansir detikNews, Sabtu (4/3/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sigit menjelaskan tim gabungan Polri saat ini masih mendalami sumber api yang memicu kebakaran serta mengumpulkan saksi-saksi hingga rekaman CCTV di Depo Plumpang.
"Saat ini kita sedang mengumpulkan saksi-saksi, kemudian CCTV, kemudian hal-hal yang kita perlukan yang sifatnya sangat teknis yang bisa kita nanti jelaskan secara scientific peristiwa yang sebenarnya khususnya terkait dengannya sumber api yang kemudian terjadinya kebakaran," imbuhnya.
Ia pun menilai Depo Pertamina Plumpang terlalu dekat dengan permukiman warga. Seharusnya objek vital dibangun berjarak dengan permukiman warga. Sehingga jika terjadi peristiwa yang tak diinginkan, warga tak terkena langsung dampaknya.
"Ya tentu ada aturannya, cuma memang karena kita lihat di sini juga objek vitalnya strategis, tadi saya lihat juga permukiman masyarakat sangat dekat, tentunya idealnya ada jarak," kata Sigit di RPTRA Rasela, Jakarta Utara, Sabtu (4/3/2023).
Sigit menyebut pengaturan jarak antara objek vital dan pemukiman warga menghindari risiko-risiko terjadinya permasalahan, salah satunya misalkan terjadi kebakaran.
"Oleh karena itu, tentunya perlu ada asesmen dan tentu juga bersama antara pemda, Depo Plumpang sebagai objek vital ada satu solusi bersama, sehingga saat terjadi masalah-masalah objek vital ini betul-betul dijaga dan juga tidak terdampak kepada masyarakat di sekitarnya," imbuhnya.
Pihaknya akan dilakukan asesmen terhadap lokasi Depo Pertamina Plumpang dan hasilnya akan disosialisasikan untuk menghasilkan kesepakatan bersama masyarakat.
"Oleh karena itu, hasil asesmen itulah yang perlu disosialisasikan, dan nanti harapan kita ada kesepakatan bila memang ada pengaturan-pengaturan terkait dengan lokasi tempat tinggal, tentunya harus ada upaya-upaya untuk mempersiapkan tempat baru. Tapi itu semuanya tergantung hasil diskusi dan hasil kajian dan hasil kesepakatan," tuturnya.
(nkm/nkm)