Hari Lahir Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama: Sejarah dan Perkembangan

Hari Lahir Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama: Sejarah dan Perkembangan

Lita Amalia - detikSumut
Kamis, 02 Mar 2023 13:05 WIB
Kongres IPPNU di Asrama Haji Pondok Gede (dok IPPNU)
Foto: Kongres IPPNU di Asrama Haji Pondok Gede (dok IPPNU)
Medan -

Hari Lahir Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama atau IPPNU diperingati setiap tanggal 2 Maret. Bagi detikers yang belum tahu, IPPNU adalah sebuah badan otonom Nahdlatul Ulama yang mewadahi pelajar putri. Sudah berusia 68 tahun, organisasi ini berdiri di Malang pada 2 Maret 1955.

Pada awalnya, organisasi ini berdiri untuk melakukan pembinaan dan pengkaderan terhadap remaja putri NU yang masih duduk di bangku sekolah ataupun madrasah tingkat menengah, tingkat atas, dan santri putri. Namun pada tahun 1988, organisasi ini tidak lagi terbatas hanya pada pelajar putri saja, tetapi semua putri NU.

Latar Belakang Berdirinya Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU)

Dikutip dari jabar.nu.or.id, berdirinya IPPNU bermula dari perbincangan ringan yang dilakukan oleh beberapa remaja putri yang tengah menuntut ilmu di Sekolah Guru Agama (SGA) Surakarta, tentang keputusan Muktamar ke-20 NU di Surakarta. Maka perlu adanya organisasi pelajar di kalangan nahdliyat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, dan forum tertinggi NU lainnya sepakat untuk membentuk tim resolusi IPNU putri pada Kongres Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama atau IPNU di Malang, Jawa Timur. Selanjutnya disepakati dalam pertemuan tersebut bahwa peserta putri yang akan hadir di kongres Malang dinamakan IPNU Putri.

Dalam kongres tersebut, posisi IPNU Putri ternyata masih diperdebatkan. Semula IPNU Putri hanya dijadikan sebagai departemen di dalam tubuh organisasi IPNU, sebab IPNU telah memiliki ekslusivitas yang hanya diperuntukkan untuk pelajar putra.

ADVERTISEMENT

Pada kongres hari kedua, peserta putri yang hanya diwakili lima daerah (Yogyakarta, Surakarta, Malang, Lumajang, dan Kediri) tetap berkonsultasi dengan dua jajaran di pengurus badan otonom NU yang menangani pembinaan organisasi pelajar. Keduanya adalah PB Ma'arif KH. Syukri Ghazali dan Ketua PP Muslimat NU Hj. Mahmudah Mawardi.

Dari pertemuan tersebut, dihasilkanlah keputusan untuk membentuk organisasi IPNU Putri secara organisatoris dan administratif terpisah dengan IPNU pada 2 Maret 1955 yang dikenal sebagai hari kelahiran IPNU Putri.

Perkembangan Ikatan Pelajar Perempuan Nahdlatul Ulama (IPPNU)

Sejak awal didirikan pada 1953 oleh salah satu pendirinya yang bernama Hj. Umrah Mahfudhah, kepanjangan IPPNU pernah berubah menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama. Perubahan tersebut diperoleh dari kongres IPPNU ke-9 di Ponpes Mambaul Maarif Denanyar di Jombang pada 1988.

Namun perubahan akronim ini disalahartikan menjadi gerakan bebas yang mengarah pada politik praktis. Akibatnya, cita-cita awal yang harus diperjuangkan menjadi terbengkalai dan visi intelektual bagi perjuangan IPPNU menjadi pudar. Aakhirnya pada 2003, IPPNU mengubah kembali kepanjangannya menjadi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama.

Kepanjangan nama ini tetap menjadi perdebatan di tahun 2003. Hal tersebut karena interpretasi pelajar di tahun 2003 diartikan sebagai komunitas generasi muda yang mengawal visi intelektual kepelajaran yang memiliki fase usia antara 12-30 tahun sehingga memiliki makna yang berbeda dengan maksud pelajar pada 1955.

Kebijakan ini sudah memasuki periode ketiga dalam kepengurusan Pimpinan Pusat IPPNU (sejak 2003-2009), tetapi untuk realisasi dan konsolidasi yang dilakukan belum maksimal. Maka, dalam forum Rakernas IPPNU tahun 2010, direkomendasikan peremajaan usia untuk anggota IPPNU adalah 27 tahun dan garapan organisasi difokuskan pada pelajar dan santri.

Artikel ini ditulis oleh Lita Amalia, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(dpw/dpw)


Hide Ads