Kejuaraan dunia F1H2O 2023 akan digelar di Danau Toba pada 24-26 Februari. F1H2O merupakan Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula 1.
Dipilihnya Danau Toba menjadi lokasi lomba dikarenakan Danau Toba juga merupakan salah satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang tengah digencarkan pengembangannya oleh pemerintah.
F1H2O akan menyuguhkan balap motor air dengan kecepatan tinggi. Rata-rata, motor air/kapal yang digunakan pembalap dalam F1H2O memiliki kecepatan 200-240 kilometer per jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya F1H2O diadakan pada 1984. Tercatat hingga kini F1H2O telah digelar di 39 negara. Lantas apakah sebenarnya F1H20 dan bagaimanakah sejarahnya? Berikut detikSumut hadirkan faktanya!
Apa itu F1H2O
Melansir laman resminya, F1H2O merupakan Kejuaraan Dunia Perahu Motor Formula 1. Kejuaraan Dunia UIM F1H2O adalah seri internasional terkemuka di dunia dari balap perahu motor.
Perlombaan ini digelar oleh Union Internationale Motonautique (UIM) dan dipromosikan oleh H2O Racing. Hal tersebut menjadikan alasan mengapa nama dari perlombaan ini menggunakan H2O.
F1H2O merupakan ajang olahraga yang menantang, penuh risiko, dan menghibur. Sebagai tingkat tertinggi di kelasnya, F1H20 akan menyuguhkan balap motor air dengan kecepatan tinggi. Rata-rata, motor air yang digunakan pembalap dalam F1H20 memiliki kecepatan 200-240 kilometer per jam.
Sejarah F1H2O
Awalnya F1H2O diadakan pada 1984. F1H2O merupakan olahraga bergaya grand pix. Dulunya F1H20 dikenal sebagai Kejuaraan Dunia dari FONDA World Grand Prix Series.
Tercatat hingga kini F1H2O telah digelar di 39 negara. Dalam perjalanannya, banyak kisah menarik yang terukir. Seperti pada tahun 1970-1980 terjadi persaingan ketat antara tim OMC dan Mercury sebagai dua kandidat terkuat dalam F1H2O.
Waktu itu, kedua tim raksasa menampilkan motor air yang sangat cepat. OMC dengan V8 3,5 liter yang kemudian dikenal sebagai OZ dan Mercury memiliki ON dengan mesin berkekuatan 2.0.
Hingga perselisihan terjadi dan membuat Union Internationale Motonautique (UIM) pada tahun 1981 harus menetapkan kelas OZ sebagai standar kelas yang harus digunakan para atlet.
Namun pada 1984 tipe OZ tidak berjalan mulus. Banyak atlet yang menjadi korban. Hingga 1986 menjadi langkah terakhir jenis kelas tersebut. Hal itu berimbas pada dua tahun kemudian yang tidak ada pergelaran F1H2O.
Hingga pada 1990, F1H2O kembali digelar. Sejak saat itu, motor air yang digunakan memiliki mesin 2.0 liter Mercury. Namun tak berselang lama, mesin Mercury 2,5 liter hadir pada tahun 2000 yang sampai saat ini masih terus digunakan.
Selama 35 tahun terakhir, kejuaraan dunia F1H2O telah dilangsungkan sebanyak 279 Grand Prix di 39 negara di lima benua. Tahun ini, Indonesia berkesempatan menjadi tuan rumah dalam ajang F1H2O.
Tercatat, beberapa negara yang pernah menjadi tuan rumah F1 Powerboat di antaranya Italia, Prancis, Portugal, Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, dan China.
Demikianlah ulasan terkait apa itu F1H20 dan sejarahnya yang akan digelar di Danau Toba pada 24-26 Februari 2023 mendatang.
(nkm/nkm)