Bahan mentah aspal yang tumpah dari kapal tanker berbendera Gabon mencemari laut di Nias Utara, Sumatara Utara. Kejadian itu mengakibatkan banyak biota laut mati, bahkan nelayan juga ikut terimbas karena tak bisa melaut.
Kabis Teknologi Komunikasi dan Informatika Dinas Kominfo Nias Utara, Syukur Zebua saat dikonfirmasi Selasa (21/2) menjelaskan bahwa bahan baku aspal yang tumpah telah mencemari laut.
"Pencemaran itu sampai menembus ke sekitar Kawasan konservasi Perairan Toyolawa- Lahewa, dan mengancam sepanjang panjang pantai yang menjadi pendaratan penyu. Penyu itu mati gara-gara aspal ini," sebutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syukur menyebut kapal tanker dengan nama MT AASHI itu mengalami kebocoran dan terdampar di Desa Faekhuna'a, Kecamatan Afulu, Kabupaten Nias Utara pada Sabtu (11/2) lalu. Setelah menerima informasi itu, pihaknya bersama TNI AL dan Polairud langsung menuju lokasi kejadian.
![]() |
Kata dia tanker yang bermuatan 1.900 ton bahan mentah aspal itu berlabuh dari Uni Emirat Arab menuju Padang dan Sibolga.
"Kapal itu berisi sebanyak 20 orang terdiri dari satu kapten dan 19 ABK berkewarganegaraan India. Kapal itu mengalami kerusakan atau kebocoran yang disebabkan hantaman ombak dan karena kondisi sudah berkarat," ujarnya.
Menurutnya, banyak biota laut mati karena tercemar aspal itu. Bahkan, warga yang berprofesi sebagai nelayan di daerah itu tidak bisa melaut.
Syukur menyebut hingga saat ini belum ada tindakan yang dilakukan oleh pemilik kapal atas pencemaran itu. Padahal, dia mengaku pihaknya telah menyurati pemilik kapal tersebut.
Selain menyurati pemilik kapal, Syukur mengaku Pemerintah Kabupaten Nias Utara juga telah menyurati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kementerian BUMN/ Pertamina untuk mengambil tindakan atas kejadian itu.
"Kami telah surati untuk mengambil tindakan cepat dalam penanggulangan pencemaran dan melalukan penyelidikan," pungkasnya.
(astj/astj)