Begini Ciri-ciri Pengidap Kelainan Seks Pedofilia-Eksibisionisme

Begini Ciri-ciri Pengidap Kelainan Seks Pedofilia-Eksibisionisme

Raja Malo Sinaga - detikSumut
Kamis, 09 Feb 2023 09:18 WIB
Studio shot of brunette girl hiding eyes under hand while feeling ashamed. Caucasian young woman in white shirt covering face with hand. Human facial expressions and emotions
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Koldunov)
Medan -

Yunita Sari Anggraini (20), tersangka pencabulan 17 anak saat ini tengah diperiksa di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jambi. Selama 14 hari dia akan menjalani observasi kejiwaan.

Yunita alias YS sewaktu menjalankan aksinya memaksa korban anak laki-laki menyentuh payudaranya. Sementara korban perempuan disuruh mengintip aksinya saat berhubungan intim dengan suami.

Terbaru, terdapat empat remaja yang menjadi korban pelecehan seksual dari Yunita Sari yang dipaksa membesarkan payudara menggunakan pompa ASI. Kondisi korban pun mengalami kesakitan akibat menuruti paksaan Yunita.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, Kepala UPTD PPA Jambi, Asi Noprini mengatakan tersangka melakukan aksinya karena mengalami kelainan seksual. Aksi pelecehan pada anak di bawah umur dan meminta mereka melihat pelaku melakukan hubungan intimnya masuk dalam kategori pedofil dan eksibisionis.

"Jadi kalau korbannya anak-anak ini kan masuk dalam kategori pedofil ya. Memang ini kan sudah masuk kelainan seksual, lalu kalau diminta melihat adegan tersangka hubungan intim sama suaminya itu masuk kategori eksibisionis di mana dia merasa puas ketika melakukan hal itu," kata Asi kepada detikSumut, Senin (6/2/2023).

ADVERTISEMENT

Lantas, bagaimana sebenarnya ciri-ciri kelainan seks pedofil-eksibisionis? Menurut Ruhma (2012) pedofilia tidak hanya sebuah perbuatan (behavior), namun juga sebuah sikap (attitude) yang menyimpang sehingga tendensi suka pada anak-anak demi kepuasan seksual dari seseorang dewasa.

Melansir The Asian Parent bahwa tidak ada ciri khusus yang dapat dikategorikan menjadi tolak ukur seseorang itu pedofilia. Kendati demikian, apabila dicermati, bagaimana perilaku pengidap gangguan pedofilia. Sedangkan untuk gangguan eksibisionis, gejala yang muncul terlihat ketika memasuki usia dewasa awal yakni usia 20-40 tahun.

Ciri-ciri Pengidap Gangguan Pedofilia

Karakteristik pedofilia dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders yaitu berulang, intens, dorongan seksual dan gairah seksual fantasi, dengan durasi setidaknya enam bulan, melibatkan aktivitas seksual dengan anak pra pubertas.

Menurut Khaidir (2007) karakteristik pedofilia berdasarkan klasifikasinya yaitu bagi pelaku pedofilia heteroseksual, dia memiliki status sosio-ekonomi, pendidikan dan pekerjaan yang lebih rendah dibandingkan dengan populasi yang normal. Mengalami kesulitan dalam melakukan kontak kepada sesama manusia, mereka merasa malu dan bertingkah laku yang tidak lazim. Selain itu, umumnya pelaku pedofilia tidak memiliki riwayat kriminal, serta pada umumnya pelaku pedofilia mengalami pernikahan yang cenderung bermasalah.

Adapun ciri-ciri pengidap gangguan pedofil seperti yang telah disampaikan di atas, ciri khusus yang dapat dikategorikan menjadi tolak ukur seseorang itu pedofilia. Namun secara garis besar, ciri-ciri berikut ini merupakan sebuah pertanda apakah seseorang tersebut memiliki gangguan pedofilia.

1. Berperilaku Obsesif

Perilaku obsesif bisa dikategorikan sebagai ciri awal pedofilia. Apabila seseorang telah berusaha mendekati anak-anak di sekitarnya, seorang pedofil akan berusaha keras untuk mendapatkan anak yang diincarnya.

Cara-cara yang digunakan seorang pedofil tidak melulu kasar. Biasanya seorang pedofil juga menggunakan cara halus agar mudah mendekati targetnya.

2. Cenderung Introvert

Introvert merupakan kepribadian yang cenderung mengarah kepada pedofil. Beberapa kasus mencatat pelaku pedofil tidak banyak bicara dan memilih menjauh dari pergaulan orang dewasa.

Pelaku pedofil juga kerap menolak dengan halus apabila diajak berkumpul. Sementara itu, pelaku pedofil sangat senang saat bermain atau berdiskusi dengan anak-anak.

Namun bukan berarti semua orang introvert adalah pelaku pedofil ya detikers!

3. Pandai Berkamuflase

Seorang pedofil biasanya memiliki seribu cara menempatkan dirinya di berbagai situasi. Terlebih saat ia sedang melakukan kekerasan seksual kepada anak-anak.

Pengidap pedofil akan pandai mengatur sikap dan perilakunya agar mampu menarik perhatian anak-anak. Bahkan seorang pedofil yang memiliki suara besar akan langsung berubah ketika sedang melakukan kejahatan seksual.

4. Agresif

Salah satu ciri yang mencolok dari pedofil adalah sifat agresif. Tak jarang setelah melakukan kekerasan seksual, pengidap pedofil bisa menjadi sosok yang berperilaku agresif.

5. Kecanduan Pornografi

Pelaku pedofil biasanya kecanduan pornografi. Akibatnya, fantasi seksual seorang pedofil terbentuk dari konten pornografi.

Dalam hal konten pornografi, pengidap pedofil cenderung mengkonsumsi konten pornografi yang ilegal yang melibatkan anak di bawah umur.

6. Pelaku Pedofil Seorang Penyalahgunaan NAPZA

Penyalahgunaan NAPZA atau narkotika, psikotropika, dan obatan terlarang juga diindikasi berisiko tinggi menjadi pelaku pedofil.

7, Korban Pelecehan Seksual

Faktor genetik belum bisa menjadikan ciri-ciri apakah seseorang tersebut pengidap pedofilia atau bukan. Namun, seorang yang pernah menjadi korban pelecehan seksual cenderung akan trauma dan menjadi buntut sebagai pedofil.

Ciri-ciri Pengidap Eksibisionisme

Melansir Alodokter, gejala gangguan seksual eksibisionisme biasanya mulai muncul pada usia 15-25 tahun dan mulai berkurang seiring bertambahnya usia. Berikut ini adalah ciri-ciri penderita gangguan seksual ekshibisionisme:

1. Suka Pamer Bagian Tubuh

Pengidap eksibisionisme merasa puas saat memamerkan bagian sensitifnya seperti payudara atau alat kelamin kepada orang asing di tempat umum. Sebagian pengidap eksibisionisme gemar memamerkan alat kelaminnya hanya kepada kelompok orang tertentu, misalnya anak kecil atau lawan jenis.

2. Bergairah saat Korban Takut/Kaget

Pengidap eksibisionisme, merasa bergairah apabila melihat korban kaget, takut, atau kagum ketika ia memamerkan alat kelaminnya yang biasanya diikuti dengan masturbasi. Namun, tidak ada tujuan untuk melakukan kontak fisik atau hubungan seksual lebih lanjut dengan korban.

3. Sulit Pertahankan Hubungan

Pengidap eksibisionisme cenderung sulit memulai atau mempertahankan suatu hubungan, baik hubungan asmara maupun pertemanan.

4. Hiperseksual

Tidak jarang penderita ekshibisionisme juga menunjukkan gejala gangguan parafilia lainnya dan dianggap mengalami hiperseksual.




(nkm/nkm)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads