Wali Kota Dumai, Faisal merespons kegaduhan yang terjadi di RSUD Dumai, kemarin. Faisal pun memberi penjelasan terkait masalah itu setelah mengklarifikasi pihak rumah sakit.
Hasil klarifikasi kepada pihak RSUD Dumai diketahui pasien masuk pada Sabtu (14/1) pukul 11.30 WIB. Pasien masuk ke ruangan IGD dengan keluhan nyeri perut.
"Pasien masuk dengan keluhan nyeri perut. Telah dianamnesa dan dilaporkan ke dokter jaga saat itu," terang Faisal kepada detikSumut, Kamis (19/1/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya pasien ditangani dan mendapat infus dari dokter. Bahkan dokter juga telah menyarankan pasien untuk dirawat melihat adanya koleksi cairan diabdomen dan juga suspect kista displeen.
"Dokter telah menjelaskan hasil USG pada keluarga dan dianjurkan dirawat. Keluarga pasien setuju untuk dirawat, namun untuk pemeriksan lab dan radiologi butuh waktu sehingga pasien tetap menunggu di IGD," kata Faisal.
Setelah pemeriksaan tuntas, dokter pun menyarankan pasien untuk dioperasi pada Senin. Termasuk memasang kateter dan terapi injeksi.
Setelah ditangani, keluarga meminta pasien ditujuk ke salah satu rumah sakit di Kota Pekanbaru. Pasien masuk dengan BPJS Kelas 1 dengan diagnosis colic abdomen ec peritonitis.
"Malam hari sekitar pukul 19.30 WIB itu pasien minta dirujuk ke Pekanbaru. Tapi dokter menjelaskan pasien ditindak di RSUD Dumai," katanya.
Pihak RSUD Dumai pun meminta pasien mengisi form PAPS (Pasien Pulang Atas Permintaan Sendiri). Lalu form itu diisi karena keluarga mengaku sudah dapat kamar dari rumah sakit di Pekanbaru.
Setelah dikonfirmasi dengan rujukan BPJS, rupanya kamar sudah penuh. Keluarga pun tidak terima dan mengamuk.
"Konfirmasi dari RS Awal Bros Pekanbaru untuk pasien BPJS kamar penuh. Tetapi jika untuk administrasi umum kamar ada dan keluarga pasien mengatakan jaminan diganti ke umum, kamar ada," kata Faisal.
Saat itulah keluarga pasien mengatakan kamarnya ada di Awal Bros dan konfirmasi ke dokter jaga. Kemudian dokter jaga menghubungi ke RS Awal Bros Ahmad Yani dan menyerahkan telepon ke kekuarga pasien untuk menanyakan keberadaan kamar.
"Ternyata kamar sudah ada, lalu dokter jaga menginstruksikan pasien dipersiapkan rujuk. Kemudian keluarga marah dab ngamuk, keluarga merasa proses rujuk diperlambat," kata mantan Kepala Dinas Kesehatan tersebut.
Setelah semuanya tuntas, pukul 21.30 WIB pasien berangkat dengan rujukan ke RS Awal Bros Ahmad Yani.
Dalam video yang diterima detikSumut, peristiwa dalam video itu diduga terjadi di RSUD Dumai. Pasien ditelantarkan hingga dari pihak keluarga komplain dan mengamuk di salah satu ruang rumah sakit.
Dalam video terlihat keluarga pasien laki-laki dan perempuan mengamuk. Mereka meminta penjelasan soal nasib keluarganya yang harus dirujuk ke rumah sakit di Kota Pekanbaru.
Informasi diterima pasien akan dirujuk ke salah satu RS di Pekanbaru menggunakan BPJS, namun RS penuh. Ketika ganti umum langsung ada ruangannya hingga akhirnya memicu kemarahan keluarga pasien.
"Dari tadi saya diam, diarahkan sana-sini saya bolak-balik bu. Dari tadi tidak dikerjakan kan," terang seorang keluarga pasien ngamuk dan memukul kaca yang ada di RSUD Dumai seperti dilihat.
(ras/dpw)