Pemkot Medan Tak Larang Pelajar Bawa Lato-lato ke Sekolah

Pemkot Medan Tak Larang Pelajar Bawa Lato-lato ke Sekolah

Nizar Aldi - detikSumut
Selasa, 10 Jan 2023 15:34 WIB
Sejumlah anak memainkan latto-latto di Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (6/1/2023). Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor meminta kepada pihak sekolah untuk jenjang pendidikan SD dan SMP se-Kabupaten Bogor agar melarang para siswa membawa mainan latto-latto ke sekolah karena akan mengganggu kegiatan belajar mengajar menyusul akan berakhirnya masa liburan sekolah. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/nym.
Anak-anak ketika bermain lato-lato (ARIF FIRMANSYAH/ARIF FIRMANSYAH)
Medan -

Permainan lato-lato saat ini menjadi fenomena tren yang digemari oleh anak-anak di Indonesia. Namun belakangan ini kita mendengar kabar kurang enak karena adanya anak-anak yang terluka akibat terkena lato-lato.

Lantas bagaimana respon Pemkot Medan untuk mengantisipasi peristiwa tersebut terjadi di Medan? Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan, Laksamana Putra Siregar mengatakan mereka tidak melarang siswa membawa lato-lato ke sekolah.

"Nggak-nggak (melarang lato-lato dibawa ke sekolah), lato-lato itu kan bagus," katanya kepada detikSumut, Selasa (10/1/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Putra menilai permainan lato-lato itu dapat mengembangkan siswa dari segi kecerdasan otak maupun emosional. Sehingga memperbolehkan siswa membawa lato-lato ke sekolah.

"Lato-lato ini kan kita melihatnya bagian dari permainan yang bisa mengembangkan kecerdasan maupun kecerdasan emosional, kita melihat nya itu, bisa melatih kemampuan perkembangan otak bagian anak," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Laksamana mengakui ada resiko dari setiap permainan tradisional, termasuk lato-lato. Sehingga dalam mengantisipasi hal yang tidak diinginkan terjadi, dia mengimbau agar tidak memainkan lato-lato saat jam pelajaran dan juga di lokasi yang tidak membahayakan orang lain dengan bimbingan guru.

"Setiap permainan baik itu lato-lato maupun permainan tradisional itu tentunya kan ada resiko-resikonya, tentunya ini kalau di sekolah kita mengharapkan siswa tidak memainkan lato-lato saat jam pelajaran, yang kedua di tempat yang tidak bisa membahayakan orang lain dan dengan bimbingan," sebutnya.

"Jadi penggunaannya itu yang perlu dibimbing oleh guru, kenapa kita mendorong (menggunakan lato-lato) karena itu bisa juga meningkatkan perkembangan otak anak," imbuhnya.

Seperti yang diketahui, terdapat beberapa peristiwa yang membuat anak-anak terluka hingga harus menjalani operasi. Misalnya bocah berinisial AN di Kalimantan Barat, yang harus menjalani operasi mata setelah terkena lato-lato.

Begitu juga di Sukabumi, bocah berumur 5 tahun mengalami luka sobek di bibirnya setelah terkena lato-lato. Akibatnya bocah perempuan tersebut harus dibawa ke rumah sakit.




(astj/astj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads