Sejarah Kelam Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia

Sejarah Kelam Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia

Raja Malo Sinaga - detikSumut
Kamis, 05 Jan 2023 07:59 WIB
Setelah 10 tahun konflik, situasi anak-anak di Suriah tidak pernah seburuk ini. Hak-hak mereka dirampas, kerawanan pangan dan jatuhnya ekonomi.
Foto: Getty Images
Medan -

Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia diperingati pada tanggal 6 Januari setiap tahunnya. Sebuah peringatan untuk anak di seluruh dunia yang terdampak dari kekejaman kondisi perang. Bagaimanakah perjalanan terbentuknya Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia?

SOS Enfants en Detresse, sebuah organisasi kemanusiaan asal Prancis yang fokus pada perlindungan anak-anak khususnya korban perang dan konflik, adalah instansi yang kali pertama mengusulkan untuk dibentuknya Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia.

Hasil penelusuran detikSumut, The Founding Hospital tercatat sebagai lembaga amal pertama yang fokus dalam pelayanan anak yatim dengan konsep rumah sakit pada tahun 1741.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun sebelum itu, sejarah mencatat, jauh sebelum peradaban masehi bergulir, tepatnya pada 400 SM, Bangsa Romawi telah memiliki langkah yang termajukan terkait perlindungan anak yatim.

Pada masa itu, Bangsa Romawi telah membentuk panti asuhan pertama. Perhatian dalam perlindungan anak yatim yang dilakukan Bangsa Romawi bahkan hingga ke tahap pelatihan militer sampai usia 18 tahun.

ADVERTISEMENT

Bersamaan dengan situasi Perang Dunia II yang terjadi pada tahun 1900-an, kasus anak yatim dan piatu meningkat di banyak negara. Sebanyak 1-13 juta anak di seluruh dunia pada Perang Dunia II mengalami tragedi kehilangan orang tua.

UNICEF, lembaga naungan PBB yang fokus dalam pelayanan teknis, pembangunan kapasitas, advokasi, perumusan kebijakan, dan mempromosikan isu-isu mengenai anak, mencatat sekitar 150 juta anak saat ini di seluruh dunia menjadi yatim piatu dan banyak dari orang tua mereka meninggal akibat perang.

Anak-anak yang kehilangan orang tua dan menjadi yatim piatu akibat perang mengalami berbagai penyakit termasuk dalam kekurangan gizi.

Lebih lanjut, anak-anak yatim yang diakibatkan perang mengalami tekanan emosional dan mental yang amat memprihatinkan.

Karena keprihatinan itu, UNICEF juga turut menyukseskan Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia.

Dari mengerikannya dampak perang, dibuat kemudian peringatan Hari Anak Yatim Korban Perang Sedunia. Dengan dicetuskannya Hari Anak Yatim Piatu Korban Perang Sedunia membuat ruang dan waktu dalam peningkatan kesadaran dan turut andil bagi anak-anak yatim yang terdampak karena perang menjadi perhatian khusus dan berlebih.




(afb/afb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads