Ragam Kritik Tak Biasa Warga Asahan-Batu Bara soal Jalan Rusak

Kaleidoskop 2022

Ragam Kritik Tak Biasa Warga Asahan-Batu Bara soal Jalan Rusak

Perdana Ramadhan - detikSumut
Minggu, 25 Des 2022 11:29 WIB
Warga menggelar upacara bendera di jalan rusak.
Warga menggelar upacara bendera di jalan rusak. (Perdana Ramadhan/detikSumut)
Asahan -

Kondisi infrastruktur jalan yang memprihatinkan di hampir seluruh wilayah di Sumatera Utara menjadi persoalan serius yang harus diselesaikan pemerintah daerah setempat.

Data diperoleh dari Bina Marga Bina Konstruksi Provinsi Sumatera Utara sebanyak 580 kilometer jalan milik provinsi berstatus rusak parah. Meskipun, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara pertengahan tahun 2022 telah mengerjakan perbaikan untuk 450 kilometer jalan rusak dan menelan dana hingga Rp 2,7 triliun lebih. Sementara pengerjaannya baru selesai diprediksi pada akhir tahun 2023 nanti.

Bukan hanya jalan berstatus milik provinsi, jalan-jalan kabupaten juga banyak yang rusak. Wajar masyarakat gerah atas akses transportasi yang babak belur itu, tak terkecuali bagi masyarakat bermukim di Kabupaten Batu Bara dan Asahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka pun bersuara dengan cara - cara tak biasa. Mengemukakan keluhannya sebagai warga negara yang belum merdeka dalam hal infrastruktur. Keluhan disampaikan dibumbui kritik hingga viral di sosial media dan ternyata jurus ini cukup ampuh.

Berikut rangkuman soal kritik tak biasa warga hingga viral terkait jalan rusak di Asahan dan Batu Bara yang dihimpun detikSumut sepanjang tahun 2022 :

ADVERTISEMENT

1. Jalan Dijual

Sebuah spanduk berisi kritikan soal jalan yang rusak bertuliskan 'Jalan Dijual' viral di sosial media. detikSumut kemudian melihat langsung kondisi jalan tersebut pada Senin (18/4/2022).

Spanduk itu dipasang di gapura yang ada di Desa Punggulan, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan. Ada dua spanduk putih yang terbentang di atas badan jalan yang rusak.

Salah satu spanduk bertuliskan warga akan berwisata abu jika melalui jalan itu. Spanduk lainnya bertuliskan jalan itu dijual. Status jalan tersebut merupakan milik provinsi kurang lebih sepanjang 5 kilometer

"Dijual Jln Psr XI," demikian isi salah satu spanduk. Tak jelas siapa pemasang jalan yang dijual tersebut.

Sekretaris Desa Punggulan Nanang Wiranto mengatakan dirinya sudah mengetahui keberadaan spanduk tersebut. Dia juga menduga spanduk itu dipasang karena ada yang kecewa dengan kondisi jalan tersebut.

"Iya, tahunya itu kemarin dari media sosial. Mungkin masyarakat kecewa di situ," ucapnya.

Sayangnya pengalokasian anggaran sebesar Rp 2,7 triliun Pemprov Sumut ini tidak mengakomodir perbaikan jalan yang dijual warga itu. Anggota DPRD Sumut H Santoso mengaku prihatin dengan kondisi infrastruktur jalan berstatus milik pemerintah provinsi di Kabupaten Asahan yang banyak rusak.

"Saya kalau ketemu sama masyarakat, salah satu yang jadi permintaan mereka soal jalan provinsi di Asahan ini yang rusak berat memprihatinkan. Kecewanya kita itu ternyata yang Rp 2,7 triliun pembangunan untuk jalan dari provinsi belum ada untuk Asahan," kata Santoso saat dikonfirmasi, Senin (9/5/2022).

Jalan bertuliskan dijual di Asahan. (Perdana Ramadhan/detikSumut)Jalan bertuliskan dijual di Asahan. (Perdana Ramadhan/detikSumut) Foto: Perdana Ramadhan

2. Upacara Bendera di Jalan Rusak

Warga Desa Gonting Malaha, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara memperingati Hari Lahir Pancasila dengan cara berbeda. Mereka melaksanakan upacara dan mengibarkan bendera di kubangan jalan rusak di desa itu, Rabu (1/6/2022).

Aksi itu sebagai bentuk kritik kepada pemerintah yang selama ini tak kunjung memperbaiki jalan rusak di sana.

"Upacara menaikkan bendera ini sengaja kami gelar memperingati Hari Pancasila di atas jalan desa kami yang rusak sebagai bentuk kekecewaan bahwa jalan di desa ini tak pernah tersentuh," kata salah seorang pemuda desa, Ikbal kepada wartawan.

Pemkab Asahan merespons aksi warga itu dan memang kenyataannya masih banyak jalan yang rusak dan pembangunan tetap dilaksanakan namun butuh proses.

Berdasarkan informasi yang diterima dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), di Kecamatan Bandar Pulau tahun 2022 ini terdapat satu paket pengerjaan jalan senilai Rp 996 juta dari Desa Aek Tarum menuju Desa Gonting Malaha.

"Tapi sepertinya pembangunan jalan itu belum sampai menyentuh ke daerah yang lokasi yang diminta warga. Kita harapkan sabar karena dari Dinas PUPR juga beberapa waktu lalu sudah survei ke sana. Intinya yang diminta masyarakat itu akan jadi prioritas cuma harus sabar," kata Arbin Ariadi Tanjung, Sekretaris Dinas Kominfo Asahan saat dikonfirmasi.

Warga menggelar upacara bendera di jalan rusak.Warga menggelar upacara bendera di jalan rusak. (Perdana Ramadhan/detikSumut)

Baca selengkapnya di halaman berikut....

3. Aksi Bocil Tangkap Ikan di Kubangan Lumpur

Puluhan bocah kecil (bocil) asik bermain dan menangkap ikan di dalam kubangan lumpur di atas permukaan jalan yang rusak. Ikan-ikan di kubangan tersebut sengaja dilepas warga sebagai bentuk protes.

Beberapa orang dari pinggir jalan tampak merekam keseruan bocah-bocah tersebut. Aktivitas unik tersebut terjadi di Dusun V, jalan Desa Padang Pulo, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut).

"Ini sebagai aksi protes masyarakat ke pemerintah di mana mereka sama sekali tidak pernah merasakan pembangunan jalan di kampungnya," kata Sudirman Marpaung, tokoh pemuda Bandar Pulau kepada detikSumut, Sabtu (3/12/2022).

Lomba tangkap ikan yang digelar di kubangan lumpur jalan rusak di Asahan. (Perdana Ramadhan/detikSumut)Lomba tangkap ikan yang digelar di kubangan lumpur jalan rusak di Asahan. (Perdana Ramadhan/detikSumut) Foto: Perdana Ramadhan

4. Bangun 17 Kuburan di Pinggir Jalan

Sejumlah pemuda desa di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, mengkritik kondisi jalan yang rusak parah dengan membangun kuburan di sepanjang jalan. Adapun lokasi bangunan kuburan itu berada di Desa Bagan Baru Kecamatan Nibung Hangus.

"Kalau total kuburan yang dibangun di sepanjang jalan rusak itu ada 17 kuburan. Lengkap dengan nisan dari kayu dan bunga rampai sehingga memang benar benar dibuat mirip kuburan," kata Zein salah seorang pemuda setempat yang dikonfirmasi detikSumut, Jumat (28/10/2022).

Ia mengatakan bangunan kuburan tersebut memang sengaja dibuat oleh pemuda di desanya sebagai bentuk kekesalan warga karena jalan yang berstatus milik pemerintah kabupaten itu tak kunjung tersentuh pembangunan sama sekali.

Aksi protes pemuda ini langsung mendapat respon dari Pemerintah Kabupaten Batu Bara yang langsung melakukan peninbunan jalan terhadap badan jalan yang rusak tersebut

sebagian jalan yang tadinya penuh kubangan lumpur itu sudah ditimbun dan diperbaiki.

"Sudah 17 truk material bahan kita turunkan untuk pengerasan pengerjaannya sudah dimulai hari ini," kata Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) Bresman Marpaung kepada wartawan, Senin (31/10/2022).

Dia pun mengatakan selain menyediakan alat material untuk pengerasan dan penimbunan tanah, pihaknya juga langsung menurunkan sejumlah alat berat sehingga proses pengerjaan jalan desa yang rusak tersebut bisa cepat diselesaikan.

"Ini kita perhitungkan untuk pengerjaan 2,5 kilometer dikerjakan secara spot, artinya kita lihat dulu mana tempat yang memang betul-betul (mendesak) ditangani," kata dia.

Pemuda setempat membangun kuburan di jalan rusak di Kabupaten Batu Bara. (Perdana Ramadhan/detikSumut)Pemuda setempat membangun kuburan di jalan rusak di Kabupaten Batu Bara. (Perdana Ramadhan/detikSumut) Foto: Perdana Ramadhan
Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Momen Guyub Gubernur Jateng Respons Aduan Jalan Rusak di Temanggung"
[Gambas:Video 20detik]
(nkm/nkm)


Hide Ads