Avatar The Way of Water Tampilkan Keindahan sekaligus Keserakahan

Resensi Film

Avatar The Way of Water Tampilkan Keindahan sekaligus Keserakahan

Nur Akmal - detikSumut
Minggu, 18 Des 2022 21:01 WIB
Avatar: The Way of Water akan tayang 16 Desember 2022 di bioskop Amerika Serikat. Jadwal tayang di Indonesia bisa jadi lebih cepat.
Cupikan film Avatar; The Way of Water. (Foto: dok. 20th Century Studios)
Medan -

Film Avatar The Way of Water baru saja tayang di bioskop, setelah film pertamanya sukses 13 tahun lalu. Film ini sepertinya akan menuai kesuksesan serupa. James Cameron berhasil menghadirkan pengalaman menonton keindahan dalam film sekaligus menunjukkan keserakahan manusia yang tak ada habisnya.

Film ini masih berpusat pada cerita seorang Jake Sully (Sam Worthington) dan pasangannya, makhluk dari bangsa Na'vi, Neytiri (Zoe Saldana) dalam melawan bangsa langit yang tak lain ada manusia dari bumi yang mencoba menginvasi planet mereka, Pandora dan mengeruk sumber daya alamnya.

Jake Sully sebenarnya adalah manusia yang ikut dalam misi ke Pandora, namun seiring berjalannya waktu, ia memilih untuk memihak Pandora dan ikut berjuang Bersama bangsa Na'vi melawan ras manusia. Jake sendiri Bersama sejumlah manusia lainnya menggunakan teknologi yang membuat mereka hidup dalam bentuk bangsa Na'vi, dengan kulit biru dan tubuh yang tinggi serta memiliki ekor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cuplikan trailer Avatar: The Way of Water.Cuplikan trailer Avatar: The Way of Water. Foto: Dok. 20th Century Studios

Berhasil memenangkan pertarungan pertamanya dengan bangsa manusia, Jake kemudian memilih untuk secara permanen menjadi ras Na'vi yang diceritakan pada film pertamanya. Ia lalu hidup Bersama Neytiri dan kini memiliki 3 orang anak, Neteyam, Lo'ak dan Tuk serta anak adopsi Kiri yang memiliki DNA Dr Grace Augustine, seorang ilmuan dari bumi yang berjuang Bersama Jake di film sebelumnya.

Setelah bertahun-tahun hidup damai bersama sukunya, kedamaian itu buyar saat ras manusia kembali ke Pandora. Selain kini dengan misi invasi, mereka juga mengirim pasukan militer yang punya misi untuk menghabisi Jake karena dianggap pengkhianat dan provokator perlawanan bangsa Na'vi.

ADVERTISEMENT

Menyadari ia dan keluarganya menjadi target, Jake memilih untuk menghindari perang. Ia dan keluarganya terbang jauh ke suku laut dan mencoba berbaur dengan bangsa Na'vi dari kelompok Na'vi yang memiliki cara hidup yang berbeda dengan kaun Jake dan Neytiri yang disebut suku hutan.

Tidak hanya cara hidup, secara fisik mereka juga memiliki sedikit perbedaan, mulai dari warna biru suku laut yang lebih muda, serta bentuk ekor dan lengan mereka yang berevolusi untuk bisa lebih bebas bergerak di dalam laut.

Namun persembunyian keluarga Sully akhirnya terendus, Sully lagi-lagi harus berperang dengan ras manusia. Kali ini tidak bersama kaumnya, melainkan dari suku lain dengan cara berperang yang berbeda pula.

Cuplikan trailer Avatar: The Way of Water.Cuplikan trailer Avatar: The Way of Water. Foto: Dok. 20th Century Studios

Visual dalam film ini sungguh memukan, seperti halnya film pertamanya yang menampilkan makhluk makhluk unik dengan segala keindahannya. Tumbuhan-tumbuhan bercahaya pada malam hari serta bentuk-bentuk yang tak pernah ada di bumi membuat kita benar-benar seolah dibawa ke dunia yang berbeda. Ditonton dengan format 3D, tentu akan membuat film ini tampil sangat memuaskan.

Berbeda dengan film tentang alien pada umumnya, di mana kebanyakan alien lah yang menginvasi bumi, di film Avatar ini justru ras manusia dari bumi yang menginvasi planet Pandora. Dan secara serakah menguras sumber daya alam mereka.

Keserakahan umat manusia ini berhasil ditampilkan James Cameron saat sekelompok manusia dengan beringas memburu Tulkun, makhluk yang menyerupai paus yang memiliki keterikatan spiritual pada bangsa Na'vi dari suku laut.

Para manusia ini tak segan-segan memburu dan membunuh makhluk besar yang indah tersebut demi hanya beberapa mililiter cairan yang ada di kepala paus tersebut, lalu membuang bangkainya begitu saja. Hal itu berhasil menyulut emosi penonton hingga akhirnya para Tulkun itu mendapat 'keadilan'.

Film ini sangat memuaskan bagi secara visual, cerita, maupun adegan aksi yang ditampilkan. Dengan durasi 3 jam tak membuat kita menguap sekali pun, bahkan rasanya enggan untuk meninggalkan sekian menit film sekadar untuk ke toilet. Film ini menjadi film penutup tahun 2022 yang terbaik.




(nkm/nkm)


Hide Ads