Ini Kepribadian Keluarga Tewas di Kalideres Berdasarkan Autopsi Psikologis

Jakarta

Ini Kepribadian Keluarga Tewas di Kalideres Berdasarkan Autopsi Psikologis

Tim detikNews - detikSumut
Jumat, 09 Des 2022 21:07 WIB
Misteri kematian keluarga Kalideres terbaru
Rumah keluarga Kalideres. (Foto: Rumondang Naibaho/detikcom)
Jakarta -

Polri mengumumkan hasil autopsi psikologis terhadap 4 jasad sekeluarga yang ditemukan tewas mengering di Kalideres, Jakarta Barat. Berdasarkan autopsi psikologis itu, bisa diketahui sifat dan perilaku keempat orang tersebut semasa hidupnya.

Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (APSIFOR) Reni Kusumowardhani, M.Psi menjelaskan analisis ini dilakukan untuk melihat cara kematian keempat orang tersebut.

"Autopsi psikologi ini dilakukan dalam rangka melihat penyebab, atau menentukan rating lethality (cara kematian) dari ditemukan mayat yang meninggal dunia, namun belum diketahui secara pasti penyebabnya," ujar Reni dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022), dilansir detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keempat jenazah sekeluarga yang ditemukan tewas mengering adalah Rudyanto Gunawan (71) sebagai ayah, Renny Margaretha (68) ibu, Dian Febbyana (42) sebagai anak dan Budiyanto Gunawan (68) sebagai paman.

Data autopsi psikologis ini diambil berdasarkan keterangan orang-orang yang mengenal mereka, barang bukti dan kondisi TKP. Berikut ini hasilnya.

ADVERTISEMENT

1. Rudyanto Gunawan (Ayah)

Rudyanto mejadi orang pertama yang meninggal dalam keluarga tersebut. Berdasarkan proses autopsi psikologis, ia diketahui memiliki kepribadian yang sangat khas, dikenal sebagai orang baik.

"Pak Rudyanto, yang meninggal pertama, ini memiliki ciri kepribadian yang sangat khas. Dan merujuk kepada karakteristik tertentu. Yang ditampilkan sebagai orang yang baik," lanjutnya.

Selain itu, tim juga menemukan kondisi kepasrahan psikologis yang membuat Rudy hanya mengikuti apa yang dilakukan keluarganya.

"Jadi ada kepasrahan psikologis terhadap keadaan. Mencari bantuan, mengikuti apa yang dilakukan oleh keluarganya, tapi tidak berhasil," ungkapnya.

2. Renny Margaretha (Ibu)

Sementara, Renny, sosok ibu dalam keluarga tersebut, memiliki karakteristik yang unggul dan bermotivasi tinggi.

"Ibu Renny ini memiliki ciri kepribadian dengan karakteristik yang unggul. Ingin tampil dengan citra yang baik. Ingin dinilai baik, kuat, unggul dan ingin lebih dari yang lain dengan motivasi yang tinggi. Tidak mau terlihat lemah," tuturnya.

Menurutnya, dengan karakteristik ini, kecil kemungkinan Renny melakukan bunuh diri.

Kepribadian paman yang tak lazim...Baca selengkapnya...

3. Budiyanto Gunawan (Paman)

Jenazah selanjutnya yaitu Budiyanto yang meninggal setelah Renny. Sosok Budiyanto ini juga disebut memiliki karakter unik, termasuk orang yang keras kepala dan memiliki alur berpikir yang tidak lazim.

"Bapak Budiyanto ini juga memiliki ciri kepribadian yang juga unik. Terpenuhi beberapa karakteristik. Mengarah kepada jenis kepribadian tertentu. Yang kurang lebih, sering merasa iri hati, keras kepala, tingkah laku dan berpikirnya kadang tidak lazim," ujar Reni.

Diketahui juga Budi memiliki minat kepada dunia klenik sejak ia SMA. Ia juga memiliki guru spiritual.

"Ini sudah sejak SMA dia lakukan. Dan taraf kecerdasannya biasa saja. Rata-rata, tidak seperti kakaknya," jelasnya.

Reni menyebutkan alur berpikir Budi merespons situasi dengan cara mencari alternatif. Termasuk dalam hal pengobatan, misalnya, lebih cenderung ke pengobatan alternatif, bukan medis.

"Dia meyakini sesuatu yang memperbaiki kondisinya, termasuk finansial," lanjut Reni.

4. Dian Febbyana (Anak)

Terakhir, kepribadian Dian sang anak yang diketahui meninggal terakhir di samping ibunya. Melalui autopsi psikologis, Dian diketahui kerap menekan emosi negatif.

"Di sini memiliki karakter yang khas. Bersesuaian dengan kriteria kepribadian tertentu yang sangat kuat dengan tampilan perilaku yang kerap menekan atau me-replace emosi negatif yang muncul," kata Reni.

Dian memiliki ketergantungan tinggi kepada ibunya dan sulit dalam mengambil keputusan.

"Ibu Dian bukan orang yang mengambil keputusan yang cepat. Ini dipengaruhi oleh pola asuh yang membuatnya ketergantungan yang luar biasa terhadap orang sekitarnya," ujarnya.

Meski begitu, dia dinilai masih punya keinginan untuk hidup.

Kondisi Dian yang tetap merawat ibunya meski sudah meninggal juga disebabkan penyangkalan Dian terhadap kematian ibunya. "Ada situasi denial (penyangkalan) pada anaknya, Mbak Dian. Dalam bentuk pathological griefing. Di mana dia itu membangun satu keyakinan seolah-olah jenazah masih hidup. Oleh karena itu, jenazah Reni ini diperlakukan seolah-olah masih hidup," katanya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Geger Penemuan Mayat Pria di Jurang Kayen, Diduga Korban Pembunuhan"
[Gambas:Video 20detik]
(nkm/nkm)


Hide Ads