Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta Pemilu 2024 diisi dengan adu gagasan, bukan adu domba, direspons oleh Partai Demokrat. Ia menyinggung pernyataan Presiden yang terkesan meng-endorse capres tertentu.
Hal itu disampaikan Deputi Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Kamhar Lakumani, Minggu (4/12/2022). Ia menyatakan, Partai Demokrat mendukung penuh pesan Jokowi tersebut, agar kontestasi Pemilu 2024 baik Pileg maupun Pilpres menjadi ajang adu gagasan, bukan politik adu domba.
Namun ia juga menyinggung pernyataan-pernyataan Jokowi sebelumnya yang terkesan meng-endorse atau menunjukkan dukungan terhadap sosok capres potensial dalam acara tertentu. Menurutnya, endorsement dari presiden justru akan menciptakan politik adu domba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami minta Pak Jokowi berhenti meng-endorse capres tertentu. Selain tidak etis dan berpotensi mencederai demokrasi, juga berpotensi menempatkan sesama anak bangsa berhadap-hadapan yang bisa saja berubah menjadi politik adu domba," ujarnya, dilansir dari detikNews, Minggu (4/12/2022).
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat mengeluarkan pernyataan bahwa Pilpres 2024 akan menjadi jatahnya Prabowo Subianto. Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam acara HUT ke-8 Partai Perindo di Jakarta, November lalu.
Selain itu, dalam kegiatan relawan, Gerakan Nusantara Bersatu, di Gelora Bung Karno, Minggu, (28/11/2022), Jokowi juga menyinggung soal ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyat, salah satunya berambut putih. Ciri tersebut dinilai menggiring relawan untuk mendukung Ganjar Pranowo yang berambut putih.
Kamhar menegaskan, proses politik harus mengutamakan kepentingan negara, bangsa, dan rakyat. Selain itu, lanjutnya, gelaran pemilu harus menjadi proses politik yang demokratis
(nkm/nkm)