Waspada Ancaman Resesi, BI Proyeksi Ekonomi di Sumut Tumbuh Tahun 2023

Waspada Ancaman Resesi, BI Proyeksi Ekonomi di Sumut Tumbuh Tahun 2023

Kartika Sari - detikSumut
Kamis, 01 Des 2022 07:25 WIB
Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut Ibrahim. Istimewa
Foto: Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut Ibrahim.
Medan -

Bank Indonesia Kpw Sumut memproyeksikan laju pertumbuhan ekonomi Sumut pada tahun 2023 dalam rentang 3,9-4,7 persen. Persentase ini sedikit menurun dibanding tahun 2022 sebesar 4,1-4,9 persen.

"Proyeksi tahun 2023 ini 3,9-4,7 persen. Tetap tumbuh tapi sedikit melambat, tidak seperti negara lain yang mengalami resesi," ungkap Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut Ibrahim dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Hotel Adi Mulia, Rabu (30/11/2022).

Dikatakan Ibrahim, ada beberapa tantangan pada tahun 2023 dengan adanya ancaman resesi yang akan berdampak dengan perlambatan ekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tantangan di tahun 2023 itu terkait perlambatan, akan ada ancaman resesi ekonomi dunia. Inilah yang kita ingatkan kepada semua pihak namun kita tetap memberikan optimisme bahwa tahun depan ekonomi kita bisa tetap melaju tapi tetap waspada. Tantangan tidak semakin mudah tetapi semakin kuat, ketidakpastian semakin tinggi," ujarnya.

Lanjutnya, Ibrahim menyebutkan bahwa pada tahun 2022 memiliki pergerakan inflasi cukup tinggi di Sumut. Ia menyebutkan bahwa kenaikan harga beberapa komoditi seperti harga cabai merah yang sempat menjulang.

ADVERTISEMENT

"Inflasi kemarin sangat tinggi sekali, mulai dari lebaran kemudian berlanjut. Kemudian bulan Agustus ada arahan dari pak Presiden terkait pengendalian inflasi ini sangat penting terutama inflasi yang disumbang oleh VoltaFood. Kemudian Bank Indonesia bersama dengan kementerian terkait untuk membuat Gerakan Inflasi Pangan, ini yang kita gaungkan dan tahun depan akan berlanjut lebih masif," jelas Ibrahim.

Sinergi kebijakan yang lebih kuat antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia, antara lain melalui penguatan implementasi GNPIP dan optimalisasi pemanfaatan anggaran pemerintah untuk pengendalian inflasi pangan, diharapkan dapat mengarahkan inflasi kembali ke dalam sasarannya pada paruh kedua tahun 2023.

Berikut strategi Bank Indonesia dalam pemulihan ekonomi di Sumut, diantaranya:

1. Perlu adanya kesiapan industri agar lebih memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan produk sejenis dari negara pesaing.

2. penguatan iklim investasi dan perbaikan infrastruktur untuk mendukung terciptanya aglomerasi industri yang memberikan peningkatan multiplier effect terhadap perekonomian daerah.

3. Mendorong pengembangan ekonomi dan pembiayaan hijau.

4. respons bauran kebijakan moneter serta koordinasi kebijakan Bank Indonesia dengan Pemerintah Pusat dan Daerah, serta mitra strategis dalam Pengendalian Inflasi perlu terus diperkuat.

5. Pemda dan pihak terkait di Sumatera Utara perlu mendorong peran sektor ekonomi kreatif sejalan dengan semakin pesatnya transformasi ekonomi dan keuangan digital kedepan.

6. Mendukung peningkatan transaksi non-tunai sesuai dengan guideline percepatan dan perluasan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD).

Dalam mencapai upaya tersebut di atas, Ibrahim mengingatkan bahwa diperlukan sinergi lintas instansi yang kokoh dari berbagai pihak. Diantaranya ada Bank Indonesia, Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, jajaran Forkopimda, OJK, Kantor Wilayah Kementerian Keuangan Provinsi Sumut, BPS, perbankan, serta seluruh pihak yang ikut mengawal pemulihan ekonomi daerah.

"Mari kita perkuat ketahanan dan kebangkitan perekonomian melalui peningkatan sinergi dan inovasi yang lebih baik lagi di tahun 2023. Bank Indonesia, senantiasa terbuka untuk bekerjasama dengan seluruh pihak agar dapat berkontribusi membangun ekonomi Sumatera Utara yang lebih baik serta turut mendukung pencapaian visi menuju Indonesia Maju," pungkasnya.




(bpa/bpa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads