Balai BKSDA Riau memasang lima kamera trap di lokasi konflik harimau dan pekerja di area konsesi PT Arara Abadi di Pelalawan. Meskipun begitu, harimau itu tidak akan ditangkap.
"Tim masih di lapangan memantau lokasi konflik. Ada lima kamera trap dipasang di lokasi, tapi belum ada terekam aktivitas," terang Kepala Balai BKSDA Riau, Genman Hasibuan, Selasa (25/10/2022).
Genman mengatakan pihaknya tidak ada rencana untuk menangkap harimau itu. Sebab lokasi konflik merupakan kawasan habitat asli harimau Sumatera.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tidak ada rencana untuk menangkap karena itu memang kawasan hutan dan kantong harimau itu sendiri. Tak mungkin kita tangkap dia di rumah sendiri, maka ini tim di lapangan memonitor dan memberi imbauan ke masyarakat dan pekerja," kata Genman.
Terkait serangan mengerikan itu, Genman meminta pekerja dan perusahaan selalu menjalankan standar operasional prosedur (SOP) secara ketat. Salah satunya dengan tidak beraktivitas di luar camp malam hari.
"Kita menekankan bagaimana petugas melaksanakan dan mematuhi SOP saat bekerja. Sekarang pekerja masih kerja. Tapi SOP diperketat dan sudah kita sampaikan sejak awal," katanya.
Sebelumnya seorang pekerja perusahaan akasia bernama Adi Saputra (37) terlibat duel dengan seekor harimau Sumatera. Akibat duel dengan binatang buas itu, kepala Adi mengalami luka cukup parah.
Informasi diterima detikSumut, insiden itu terjadi pada Minggu (23/10) dini hari pukul 01.30 WIB. Lokasinya berada di konsesi PT Arara Abadi Distrik Merawang, Pulau Muda, Teluk Meranti, Pelalawan.
Insiden itu bermula saat Adi melihat ada mata merah di kegelapan malam. Hanya saja mereka tidak menyadari bahwa mata merah tersebut merupakan mata harimau.
Setelah semua pekerja tidur, korban pun terbangun. Dia kaget melihat ada seekor harimau di depan mata yang jaraknya 2 meter.
"Korban berteriak untuk membangunkan rekan lainnya. Kemudian harimau tadi langsung menyerang korban yang saat itu sedang berposisi duduk," kata Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto kemarin.
Saat diserang, tangan kiri korban memegang kaki harimau dan tangan kanan korban memegang badan dengan tetap berusaha membanting harimau tersebut. Namun korban sudah terkena cakaran di bagian kepala, tak berdaya.
Rekannya korban yang melihat langsung mengusir harimau tersebut. Pada saat pengusiran pertama, harimau tetap masuk ke dalam camp. Harimau itu pergi setelah diusir untuk kedua kalinya.
"Korban dan rekan lainnya bergegas keluar dari lokasi menuju klinik menggunakan katinting. Lalu mereka di jemput oleh salah satu perwakilan kontraktor perusahaan PT Theo Putra Pelalawan pakai mobil pikap," katanya.
Korban kemudian dirujuk ke rumah sakit. Setelah ditangani akhirnya mendapat 20 jahitan di kepala dengan luka parah akibat cakaran harimau.
(ras/afb)