Konflik harimau sumatera dengan pekerja terjadi di areal konsesi PT Arara Abadi di Pelalawan, Riau. Korban ternyata mandor perusahaan akasia yang tengah menginap di camp.
Kabid Humas Polda Riau Kombes Sunarto mengatakan terjadi pada Minggu (23/10) dini hari. Korban adalah pekerja kontraktor PT Theo Putra Pelalawan selaku subkontraktor PT Arara Abadi.
"Konflik terjadi di Petak 906 kanal 21 Desa Pulau Muda, Teluk Meranti, Pelalawan. Di mana korban adalah pekerja bernama Adi Saputra," terang Kabid Humas, Senin (24/10/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sunarto mengatakan, akibat serangan itu korban mengalami luka robek di kepala. Total ada 20 jahitan akibat dicakar harimau itu.
"Saat diserang, tangan kiri korban memegang kaki dan tangan kanan korban memegang badan harimau untuk membanting harimau. Namun korban sudah terkena cakaran di bagian kepala atas dari kaki kiri harimau tersebut," kata Sunarto.
Setelah harimau pergi, korban dievakuasi ke klinik terdekat. Korban ditangani dan ditemukan 20 luka jahitan akibat cakaran harimau/
Sementara itu Kepala Balai BKSDA Riau Genman Hasibuan mengatakan korban adalah mandor.
"Korban sebagai kepala rombongan atau mandor. Mengalami luka-luka pada bagian kepala karena terkena cakaran harimau sumatera," kata Genman.
Genman mengakui sebelum kejadian ada salah seorang pekerja lapangan pada hari Jumat (21/10) melihat mata berwarna merah berada di tempat yang gelap di seputaran camp pekerja. Saat itu pekerja lapangan tersebut tak mengetahui bahwa mata tersebut adalah mata harimau.
Saat seluruh pekerja sedang tidur, korban terbangun dan melihat ada harimau yang berjarak sekitar dua meter darinya. Karena kaget korban berteriak keras untuk minta tolong ke pekerja lainnya.
Akibatnya harimau terkejut dan seketika langsung menyerang korban yang sedang dalam posisi duduk. Saat penyerangan, tangan kiri korban memegang kaki dan tangan kanan korban memegang badan harimau sebagai upaya perlawanan.
(ras/dpw)