Tingkat Kematian Anak Akibat Gagal Ginjal Akut di Indonesia Capai 48 Persen!

Nasional

Tingkat Kematian Anak Akibat Gagal Ginjal Akut di Indonesia Capai 48 Persen!

detikHealth - detikSumut
Rabu, 19 Okt 2022 14:03 WIB
Ilustrasi anak sedang dirawat di rumah sakit
Ilustrasi anak sakit. (Foto: Thinkstock)
Medan -

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan, tingkat kematian anak akibat gagal ginjal akut di Indonesia cukup tinggi. Laporan sementara yang diperoleh Kemenkes, tingkat kematian akibat gagal ginjal akut mencapai 48 persen.

Itu artinya, dari total laporan kasus gagal ginjal akut yang ada, sekitar 48 persen pasien di antaranya meninggal dunia. Bahkan, di rumah sakit rujukan nasional ginjal, RSCM, tingkat kematian karena penyakit ini mencapai 68 persen.

"Tingkat kematian 48 persen. Angka kematian khususnya di RSCM sebagai RS rujukan nasional ginjal mencapai 68 persen," kata uru bicara Kemenkes RI Mohammad Syahril dikutip detikHealth, Rabu (19/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejauh ini, berdasarkan laporan sementara yang masuk ke Kemenkes RI, kasus gagal ginjal akut misterius di Indonesia telah mencapai 206 kasus. Sebanyak 99 anak di antaranya meninggal dunia.

Pemerintah melalui Kemenkes bersama BPOM RI, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ahli farmakologi, puslabfor dan pemangku kepentingan lainnya telah melakukan penelusuran penyakit ini. Hasilnya ditemukan suatu senyawa yang berisiko menyebabkan gagal ginjal akut pada obat yang dikonsumsi pasien.

ADVERTISEMENT

"Dalam pemeriksaan dari sisa sampel obat yang dikonsumsi pasien, semntara ini ditemukan jejak senyawa yang berpotensi menyebabkan gagal ginjal akut ini, saat ini Kemenkes dan BPOM masih terus menelusuri dan meneliti faktor risiko lainnya," sebut Syahril.

Oleh karena itu, sebagai bentuk kehati-hatian, pemerintah dalam hal ini Kemenkes RI meminta seluruh nakes di fasilitas kesehatan menyetop sementara pemberian obat sirup atau cair. Aturan ini dikeluarkan hingga batas waktu yang belum ditentukan, berlaku pula untuk peredaran obat di apotek.

"Sampai hasil penelusuran yang dilakukan Kemenkes dan BPOM RI tuntas," ujarnya.




(dpw/dpw)


Hide Ads