Massa dari Kelompok Tani Torang Jaya Mandiri (KTTJM) Kabupaten Padang Lawas (Palas)melakukan aksi tidur dan menginap di depan gerbang DPRD Sumut. Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap janji wakil rakyat yang tak kunjung memediasi masalah konflik tanah warga dengan salah satu perusahaan di sana.
"Kita terus mempertanyakan kapan RDP (rapat dengar pendapat) lanjutan namun DPRD sampai sekarang tidak memberikan kepastian," kata salah seorang peserta aksi, Ronald Syafriansyah, Senin (19/9/2022).
Aksi puluhan petani ini dimulai sejak siang tadi. Mereka berencana menginap di sana sampai tuntutan mereka dipenuhi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka menuntut agar DPRD Sumut segera mengadakan RDP dengan memanggil para pihak yang berkonflik. DPRD Sumut, kata mereka, sudah berjanji akan membuat RDP lanjutan, namun sampai saat ini belum terealisasi.
"Makanya, karena situasi itu, kita akan melakukan aksi menginap di sini sampai nanti DPRD kan memberikan titik temu. Kalau tidak, massa akan menginap di sini," ucapnya.
Pada Juli lalu, anggota KTTJM sudah melakukan RDP dengan di DPRD Sumut, namun pihak perusahaan dan pemerintah Kabupaten Padang Lawas tidak hadir. Petani lantas meminta RDP diagendakan ulang.
"Pada hari ini kita meminta kembali kepada pemerintah harus bertanggung jawab kepada masyaraka nya dengan konflik ini," ujar Ronald.
Diketahui, KTTJM saat ini berkonflik dengan PT Sumatera Syilva Lestari (SSL) terkait kepemilikan lahan di Palas. Akibat konflik tersebut, 4 anggota KTTJM dilaporkan oleh PT SSL ke Polda Sumut atas tuduhan perambahan hutan.
"Saat ini sudah ada tiga dari kelompok tani yang ditetapkan jadi tersangka atas konflik ini. Apalagi dengan ancaman yang diterima mereka dari lahannya. Saat ini masyarakat dalam kondisi terancam, dan pemerintah harus bertanggung jawab atas konflik ini,"pungkasnya.
Pantauan detikSumut di lokasi, sampai petang ini, warga sudah mendirikan tenda di depan gerbang DPRD Sumut dan menggelar terpal untuk mereka tidur. Mereka juga terlihat sudah membawa perlengkapan masak juga mandi.
"Kami tidur di sini, soalnya kampung jauh. Ya kami harap segeralah selesai konflik tanah di tempat kami sana. Udah capek masyarakat soalnya sama konflik ini, pemerintah lihatlah kami," kata Boru Sembiring salah satu warga Palas.
(ras/dpw)