Ternyata Uang Puluhan Juta Tak Bisa Ditukar ke BI Tabungan Haji

Berita Jateng

Ternyata Uang Puluhan Juta Tak Bisa Ditukar ke BI Tabungan Haji

Tim detikJateng - detikSumut
Rabu, 14 Sep 2022 19:46 WIB
Uang tabungan milik penjaga sekolah kontrak di SD Negeri Lodjiwetan, Kelurahan Kedunglumbu, Kecamatan Pasarkliwon, Kota Solo, dimakan rayap. Foto diambil Selasa (13/9/2022).
Samin saat menunjukkan uang tabungan haji miliknya (Agil Trisetiawan Putra/detikJateng)
Solo -

Samin (53) mengungkapkan rasa kecewanya karena uang miliknya yang dimakan rayap tak bisa ditukar ke Bank Indonesia. Ia mengaku uang tersebut merupakan tabungan haji.

Uang puluhan juta itu, menurut Samin, sudah dia tabung selama kurang lebih 2,5 tahun.

"Saya mau mendaftarkan haji. Selama 2,5 tahun saya menabung," kata Samin dengan mata berkaca-kaca, dilansir detikJateng Rabu (14/9/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diceritakan Samin uang tabungan haji itu disimpannya di dalam sebuah celengan plastik yang dia letakkan di rumah tinggal sementaranya di lingkungan SD tempatnya bekerja.

Setiap hari, dia menyisikan uang sekira Rp 200 ribu, untuk mewujudkan mimpinya naik haji dengan istri dan dua orang anaknya.

ADVERTISEMENT

"Untuk daftar haji," tuturnya.

Ia mengaku baru tahu uangnya dimakan rayap saat mencoba mengangkat dua celengan plastik miliknya, saat itu dia mendapati adanya rayap dalam rak buku.

Samin dan istrinya yang curiga kemudian membongkar dua celengan tersebut. Saat dibongkar uang dalam satu celengan masih utuh. Namun uang dalam celengan lain sudah rusak dimakan rayap. Uang celengan terdiri pecahan Rp 5 ribu, Rp 10 ribu, Rp 50 ribu, dan Rp 100 ribu.

"Total uang di celengan yang aman itu Rp 49,8 juta. Jika di celengan yang rusak, kurang lebih jumlahnya sama," ungkapnya.

Uang itu didapatkan Samin dan istrinya dari hasil keringat mereka. Selain sebagai penjaga sekolah, Samin dan istrinya juga membuka kantin di SD Negeri Lodjiwetan. Setiap hari dia juga diminta membuatkan minuman untuk staf dan guru di SD Negeri Lodjiwetan.

Saat disinggung kenapa uangnya tidak ditabung ke bank, Samin mengaku agar lebih praktis.

"Untuk efisien. Kalau tiap hari ke bank nabung Rp 200 ribu memakan waktu dan tenaga. Saya juga harus menjaga anak-anak di sekolah," ujarnya.

Sementara itu, Kepala SD Negeri Lodjiwetan, Suhatoro, mengatakan Samin telah bekerja sebagai penjaga sekolah sejak tahun 1998. Dia diberikan fasilitas rumah penjaga sekolah untuk ditempati.




(astj/astj)


Hide Ads