Korban gempa di Mentawai, Sumatera Barat masih bertahan di pengungsian. Sebagian besar dari mereka adalah kaum perempuan dan anak-anak, yang mengkhawatirkan terus terjadinya gempa susulan.
Kepala Badan Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Novriadi menyebutkan, sehari pascabencana, sudah ada warga yang kembali ke pemukiman masing-masing. Namun masih banyak juga yang memilih bertahan.
"Saya belum dapat angka pastinya, tapi lebih dari sepertiga warga yang kemarin mengungsi, sekarang masih bertahan disana. Sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan," kata Novriadi saat dikonfirmasi detikSumut, Selasa (30/8/2022).
Baca juga: Mentawai Sudah 14 Kali Diguncang Gempa |
Jumlah pengungsi sebelumnya adalah 494 Kepala Keluarga (KK) atau sebanyak 2.326 jiwa. Mereka terdiri dari 1.188 orang perempuan dan 1.138 laki-laki. Semuanya pengungsi berasal dari 7 dusun yang ada di Desa Simalegi Kecamata Siberut Barat, yakni Saboilogkat, Sute'uleu, Muara Selatan, Muara Utara, Betaet Utara, Betaet Selatan dan Sakaldhat
"Untuk keperluan para pengungsi, kita sudah distribusikan bantuan darurat. Hari ini kita kirim juga dua ton beras dan mie instan," jelas Novriadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, gempa susulan terus terjadi. BMKG mencatat, sudah terjadi 13 kali gempa susulan, dengan kekuatan antara Magnitudo (M) 3,2 hingga M 4,5. Gempa terakhir yang terdeteksi terjadi pada pukul 05.07 WIB pagi tadi dengan kekuatan M 3,4
"Dalam catatan kami sampai sudah 16 kali gempa, termasuk gempa susulan," kata Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang Suaidi Ahadi.
Menurut Suaidi, mengatakan gempa bumi yang mengguncang adalah gempa bumi jenis dangkal. Penyebabnya adalah karena adanya aktivitas sesar.
BMKG mengimbau masyarakat agar tidak gusar dan tidak termakan informasi yang tidak benar.