Universitas Sumatera Utara (USU) menggelar ujian Seleksi Masuk Mandiri (SMM) dan Seleksi Penerimaan Program Diploma (SPMPD) 2022. Sebanyak 8.377 peserta bakal memperebutkan 3.723 kursi yang disediakan oleh USU.
Rektor USU Muryanto Amin mengatakan pihaknya telah meninjau langsung pelaksanaan ujian di beberapa lokasi seperti di Fakultas Ilmu Komputer, Keperawatan dan Fakultas Pertanian. Panitia seleksi telah mempersiapkan ruangan yang nyaman dan ketersediaan jaringan yang memadai untuk memastikan peserta ujian terfasilitasi dengan baik.
"Jadi tadi kita sudah meninjau beberapa lokasi, bagaimana pelaksanaannya, apa kendalanya. Ternyata dari lokasi-lokasi yang ditinjau semua berjalan dengan lancar. Panitia juga melaporkan dipastikan jaringan (koneksi internet) aman," ujar Muryanto, Selasa (26/7/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rektor menjelaskan, untuk tahun ini peserta yang mendaftar untuk jalur SMM sebanyak 7.768 dengan rincian yang memilih kategori IPA 4.296, IPS 2.833 dan IPC 639. Sementara untuk SPMPD sebanyak 609 dengan rincian yang memilih kategori IPA 212, IPS 337 dan IPC 60.
"Totalnya ada 8.377. Sementara untuk daya tampung kita tahun ini khusus SMM 2.452 dan SPMPD 1.271, sehingga total kuota SMM dan SPMPD adalah 3.723 kursi," sebut Muryanto.
Muryanto menegaskan, ujian sendiri dilakukan beberapa sesi mulai tanggal 25 - 31 Juli 2022. Panitia menyiapkan 50 ruangan di 13 titik.
"Ujian mandiri dan diploma ini merupakan jalur masuk terakhir ke perguruan tinggi negeri. Sebelumnya sudah ada SNMPTN, SBMPTN dan tahun ini ada jalur prestasi," sebut Muryanto.
Jalur prestasi sendiri, kata Muryanto, sudah berjalan dengan diikuti sekitar 200 orang, namun yang berhasil lolos seleksi 11 orang. Sementara untuk pengumuman ujian SMM dijadwalkan 7 Agustus 2022 dan SPMPD 11 Agustus 2022 di laman usu.ac.id.
Selain itu, Muryanto juga menyampaikan pada kegiatan perkuliahan perdana untuk mahasiswa baru akan dilaksanakan secara tatap muka. Pihak universitas saat ini telah mempersiapkan penyambutan mahasiswa baru dan regulasi perkuliahan tatap muka 100 persen.
"Kalau kita lihat kondisinya saat ini, sangat memungkinkan untuk dilakukan perkuliahan tatap muka. Semoga saja angka Covid-19 tidak lagi melonjak sehingga rencana kita untuk membuat perkuliahan tatap muka 100 persen tidak terkendala," sebut Muryanto.
(dhm/dpw)