Seorang pria berusia 44 tahun dilaporkan mengalami penis patah saat bercinta. Pria itu disebut bercinta dengan posisi woman on top.
Peristiwa ini dilaporkan dokter urologi dari RS Sanglah Bali dan RS Dr Soetomo Surabaya di jurnal Internasional. Penis patah ini merupakan peristiwa langka.
Dikutip dari detikHealth, Senin (11/7/2022), dalam laporan itu dijelaskan jika kasus ini diketahui setelah seorang pria yang tidak disebutkan namanya datang ke unit gawat darurat. Pria itu datang dengan kondisi penis membengkak sejak 3 jam sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan jika pembengkakan pada penis pria ini setelah dia melakukan intercourse dengan posisi woman on top. Dilaporkan ada suara 'crack' diikuti pembengkakan di bagian penis.
Saat itu, pria itu juga mengalami nyeri hebat diikuti dengan hilangnya ereksi saat itu juga. Darah juga disebut keluar dari penis pria itu.
Kondisi yang dialami pria itu terjadi meski dia tidak memiliki riwayat diabetes mellitus, hipertensi, maupun operasi sebelumnya. Hasil pemeriksaan, pembengkakan pada penis pria itu terjadi merupakan indikasi ekimosis atau perdarahan di bawah kulit.
Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut, diketahui adanya kerusakan sepanjang 3 cm pada kedua corpus covernosum, bagian penis yang banyak dialiri darah saat ereksi terjadi. Kerusakan yang terjadi pada kedua corpus itu hanya terjadi pada 5 hingga 14 kasus.
Dalam laporannya di International Journal of Surgery Case Reports, tim dokter menyebut posisi tertentu saat bercinta memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penis patah. Termasuk di antaranya adalah woman on top, atau populer juga dengan sebutan cowgirl.
"Sebuah penelitian menyebut patah penis biasanya terjadi ketika wanita berada pada posisi superior. Ini terjadi ketika seluruh berat badan mendarat di penis yang ereksi atau ketika penis yang ereksi menabrak perineum (area antara dubur dengan vagina) wanita," tulis laporan tersebut.
(afb/afb)