Aiptu Haris Fadillah personel Kepolisian Resort (Polres) Labuhanbatu yang pertama sekali menelusuri keberadaan keluarga Muhadi (72) setelah 30 tahun terdampar di Sumatera Utara (Sumut) akan mengantarkan langsung Muhadi kembali ke keluarganya.
Aiptu Haris Fadillah diperintahkan langsung Kapolres Labuhanbatu AKBP Anhar Arlia Rangkuti untuk memastikan Muhadi tiba di Jawa Timur (Jatim) dengan selamat dan berkumpul bersama keluarganya.
"Dari Kualanamu terbang pukul 07.30 WIB, dengan Lion Air. Aiptu Haris Fadillah merupakan salah satu orang yang berjasa dalam upaya memulangkan kakek yang sudah 30 tahun terdampar di Labuhanbatu ini," kata Anhar Arlia Rangkuti, saat melepas keberangkatan Muhadi di halaman Mapolres, Senin (27/6/2022) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anhar menjelaskan Muhadi akan dijemput oleh personil dari Polres Trenggalek, sesampainya di bandara Juanda, Surabaya. Kemudian dia akan diantarkan menuju kediaman keluarganya di Desa Ngadisuko, Kecamatan Durenan, Trenggalek.
"Kita sudah berkoordinasi dengan Polres Trenggalek, terkait kepulangan kakek Muhadi ini. Mereka sangat mendukung dan akan menjemput kakek Muhadi di Juanda, Surabaya," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan kakek Muhadi adalah pria asal Tulungagung, Jatim. Ayah empat orang anak tersebut terdampar di Labuhanbatu, Sumut, selama 30 tahun. Kisahnya ini bermula dari kegagalannya menyeberang ke Malaysia setelah ditipu oleh temannya.
Pemulangan Muhadi merupakan inisiatif dari Anhar Arlia Rangkuti yang menerima laporan dari Haris Fadillah. Anhar Arlia Rangkuti menjemput langsung Muhadi dari gubuk kumuh tempat tinggal Muhadi di Kabupaten Labuhanbatu Utara.
Aiptu Haris Fadilah memanfaatkan jaringan di grup Samsat se Indonesia untuk menelusuri keluarga Muhadi. Baca selanjutnya...
Awal penelusuran keluarga Muhadi ini lewat cerita seorang pemuda bernama Syahbuddin yang merupakan pekerja pada perkebunan di Aek Korsik, Aek Kuo. Syahbuddin mengisahkan kehidupan Muhadi kepada Aiptu Haris Fadillah.
Mendengar kisah itu, Aiptu Haris Fadilah memanfaatkan jaringan di grup Samsat se Indonesia untuk menelusuri keluarga Muhadi. Aiptu Haris kemudian berkomunikasi dengan personil Polres Tulungagung, Jatim, yang bernama Bripka Endri.
Atas bantuan Bripka Endri, Aiptu Haris pun berhasil menjalin kontak dengan Alimuddin, anak kedua kakek Muhadi. Dia ini merupakan satu-satunya keluarga kakek Muhadi yang masih tinggal di Tulungagung.
Setelah komunikasi itu, Aiptu Haris kemudian meminta Syahbudin untuk membawa kakek Muhadi ke rumah nya. Lalu setelah itu, kakek Muhadi pun dihubungkannya dengan Alimuddin, melalui panggilan telepon video.
"Setelah yakin pengakuan kakek itu benar, saya minta kawan saya itu untuk ke rumah bersama kakek itu. Terus saya sambungkan video call ke anaknya, dan setelah melihat itu saya semakin yakin bahwa mereka memang terpisah," ungkap Aiptu Haris.