Keluarga Pikir Kakek Terdampar 30 Tahun di Sumut Sudah Meninggal

Keluarga Pikir Kakek Terdampar 30 Tahun di Sumut Sudah Meninggal

Ahmad Fauzi Manik - detikSumut
Minggu, 26 Jun 2022 16:00 WIB
Kakek yang terdampar di Sumut selama 30 tahun, Muhadi
Kakek yang terdampar di Sumut selama 30 tahun, Muhadi (Fauzi Manik/detikSumut)
Medan -

Kakek asal Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), bernama Muhadi (72), terdampar selama 30 tahun di Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara (Sumut). Keluarga berpikir kakek Muhadi sudah meninggal.

"Dulu itu kan sekitar lima tahun setelah kehilangan kontak, habis itu kan dari pihak keluarga kami, dari pihak keluarga bapak saya kan mencari ke daerah-daerah yang dituju itu. Terus laporannya dulu itu, katanya bapak saya sudah meninggal," kata anak kedua Muhadi, Alimuddin, melalui telepon, Minggu (26/6/2022).

Alimudin mengatakan keluarga mereka merasa gembira setelah mendengar tentang keberadaan kakek Muhadi (ayahnya). Selama 25 tahun terakhir, mereka sebenarnya mengira jika kakek Muhadi telah meninggal dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akibat informasi itu, Ali mengatakan dalam dokumen kependudukan, status kakek Muhadi disebut sudah meninggal. Selain itu, dalam acara selamatan ataupun acara haul, keluarga mereka juga senantiasa mengirimkan doa kepada kakek Muhadi.

"Jadi di KK (Kartu Keluarga) itu ditulis di situ sudah meninggal, dan ngirim doanya ya ila rukhi (doa untuk orang yang sudah wafat)," jelas Ali.

ADVERTISEMENT

Ali mengatakan dia adalah anak kedua dari empat bersaudara dan saat ini berusia 38 tahun. Adapun kakak sulungnya disebut Ali berusia 45 tahun, dan kedua adiknya masing-masing berusia 32 dan 30 tahun.

"Saya masih punya ingatan sedikit tentang bapak. Dulu sewaktu bapak pergi, saya itu masih kelas tiga atau kelas dua (sekolah dasar)," ucap Ali.

"Yang tidak kenal dengan bapak itu, ya adik saya yang bungsu. Seingat saya, waktu itu dia masih belum tengkurap, jadi kayak masih bayi-bayi merah gitu," sambungnya.

Adapun ibunya (istri kakek Muhadi), disebut Ali, saat ini dalam kondisi sehat. Hanya saja ibunya sudah pindah dari Tulungagung ke Trenggalek bersama dengan saudara-saudaranya (anak kakek Muhadi) yang lain, sejak 10 tahun lalu.

Selama ditinggal kakek Muhadi, Ibunya yang bernama Surti, disebut Ali, memilih setia, tidak menikah lagi meski suaminya dikabarkan telah tiada. Demikian juga dengan kakek Muhadi, Ali mengaku bersyukur karena ternyata ayahnya pun ternyata tidak menikah lagi.

Sebelumnya diberitakan, Kapolres Labuhanbatu AKBP Anhar Arlia Rangkuti langsung berinisiatif memulangkan kakek Muhadi, setelah mendengar kisahnya dari seorang anggotanya. Setelah tawarannya diterima, Kapolres langsung menjemput kakek tersebut, dan menginapkan di rumah dinasnya sebelum keberangkatan nya ke Tulungagung.

"Rencananya hari Selasa (28/6) akan kami antar ke kampungnya di Tulungagung," ujar Kapolres kepada wartawan, seusai menjemput kakek Muhadi.

Anhar mengatakan kepulangan kakek Muhadi akan menggunakan transportasi udara. Dalam perjalanannya tersebut, kakek Muhadi akan didampingi oleh seorang personel Polres Labuhanbatu.




(afb/afb)


Hide Ads