Gempa dahsyat berkekuatan M5,9 menguncang Afghanistan hingga menewaskan setidaknya 1.000 orang. Jumlah korban diperkirakan meningkat karena masih banyak korban yang terjebak reruntuhan bangunan.
Dilansir detikNews dari AFP, Kamis (23/6/2022) gempa tersebut terjadi di timur Afghanistan, salah satu wilayah dengan krisis kemanusiaan cukup tinggi di sana sejak Talihan berkuasa. Selain menewaskan 1.000 orang, gempa itu juga menyebabkan ribuan warga mengalami luka.
"Orang-orang menggali kuburan demi kuburan," kata Kepala Departemen Informasi dan Kebudayaan Mohammad Amin Huzaifa di Paktika yang dilanda bencana, menambahkan bahwa setidaknya 1.000 orang telah meninggal di provinsi itu saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan lebih dari 1.500 orang terluka, banyak yang kritis.
"Orang-orang masih terjebak di bawah reruntuhan," katanya.
Korban tewas terus meningkat sepanjang hari ketika berita korban disaring dari daerah-daerah yang sulit dijangkau di pegunungan. Pemimpin tertinggi negara itu, Hibatullah Akhundzada memperingatkan kemungkinan korban meningkat lebih lanjut.
Gempa bumi melanda daerah-daerah yang sudah terkena dampak hujan lebat, menyebabkan longsoran batu dan tanah longsor yang menghambat upaya penyelamatan.
"Itu adalah situasi yang mengerikan," kata Arup Khan (22), dalam pemulihan di sebuah rumah sakit di ibu kota provinsi Paktika, Sharan.
Dia menyebut, kepanikan terjadi di mana-mana. Bahkan anak dan keluarganya terjebak lumpur akibat longsor.
Dia mengatakan bahwa penyelamat menariknya keluar dari reruntuhan sebuah wisma, tetapi dua kerabat tewas di rumahnya. Foto-foto dan klip video yang di-posting di media sosial menunjukkan sejumlah rumah rusak parah di daerah pedesaan terpencil.
"Kami yakin hampir 2.000 rumah hancur," kata koordinator kemanusiaan PBB untuk Afghanistan, Ramiz Alakbarov, kepada wartawan.
Rekaman yang dirilis oleh Taliban menunjukkan penduduk lokal dari satu desa menggali parit panjang untuk menguburkan korban tewas.
(dpw/dpw)