Minyak Goreng Curah Masih Ada, Bahkan Akan Ada di Minimarket

Berita Nasional

Minyak Goreng Curah Masih Ada, Bahkan Akan Ada di Minimarket

Tim detikFinance - detikSumut
Rabu, 22 Jun 2022 09:00 WIB
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan kunjungan kerja ke Pasar Koja, Jakarta. Ada sejumlah hal yang dilakukannya dalam kunjungan tersebut. Apa saja?
Zulkifli Hasan. Foto: Dok. Kemendag
Jakarta -

Minyak goreng curah yang dipastikan masih beredar dan akan masuk ke minimarket. Harga minyak goreng curah juga akan ditetapkan sebesar Rp 14.000/liter di tangan distributor.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan kepada detikcom di kediamannya di Jalan Widya Chandra, Jakarta, Selasa (21/6/2022).

"Nanti kalau dihapus ganti ganti kebijakan nggak bisa. Agar ini cepat," kata pria yang akrab disapa Zulhas itu kepada detikcom di kediamannya di Jalan Widya Chandra, Jakarta, Selasa (21/6/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zulhas mengatakan pihaknya akan mengupayakan ketersediaan dan harga yang terjangkau untuk minyak goreng curah. Rencananya bakal ada minyak goreng kemasan sederhana harga minyak goreng curah di pasar akan Rp 14.000/liter di tangan distributor.

Pria yang akrab disapa Zulhas itu bilang, untuk minyak goreng curah bentuk kemasan sederhana itu perlu ada izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Izin tersebut, menurut Zulhas, sedang diurus.

ADVERTISEMENT

"Sekarang kami sedang urus persyaratannya akan ada namanya nanti minyak curah dikemas sederhana," ujarnya.

Saat ditanya bagaimana model kemasan tersebut, Zulhas mengatakan tidak seperti Minyak Kita yang bentuk tidur. Tetapi bentuk kemasannya berdiri seperti minyak goreng premium. Dengan adanya kemasan, produk tersebut juga dapat dipasarkan di mini market.

"Nah ini kalau sudah masuk ke masyarakat bisa masuk ke mana-mana. Kan tidak harus di penampungan seperti kalau curah kan harus dituang seperti itu," jelasnya.

Zulkifli Hasan juga menepis ada mafia minyak goreng di balik masalah kelangkaan dan lonjakan harga beberapa waktu lalu. Menurutnya kenaikan harga minyak goreng karena melonjaknya harga crude palm oil/CPO.

Hal itu kemudian direspons pengusaha untuk menjual komoditas itu dengan cepat. Akibatnya, ada keterlambatan dan kekurangan pasokan CPO di dalam negeri.

"Ini kita mengantisipasi, kemudian DMO mau dilonggarkan. Lalu kurang CPO-nya. Terlambat gitu. Harga bagus kan berkah sebetulnya. Ini harga bagus bukan berkah, jadi masalah. Nah ini yang harus kita urai," terang Zulhas.




(bpa/bpa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads