Kronologi Tabrakan Maut 2 Bus yang Tewaskan 3 Orang di Jalinsum Labusel

Kronologi Tabrakan Maut 2 Bus yang Tewaskan 3 Orang di Jalinsum Labusel

Ahmad Fauzi Manik - detikSumut
Senin, 20 Jun 2022 10:20 WIB
Kondisi dua bus yang terlibat tabrakan maut di Jalinsum.
Kondisi dua bus yang terlibat tabrakan maut di Jalinsum. (Foto: Istimewa)
Labuhanbatu Selatan -

Tiga orang meninggal dunia dalam insiden tabrakan maut antara Bus PMH dengan Bus PMS di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) tepatnya di Desa Asam Jawa, Kecamatan Torgamba, Labuhanbatu Selatan (Labusel). Saksi mata di lokasi menyebut, kecelakaan maut itu diduga terjadi karena kelalaian sopir.

"Bus PMS motong di tikungan, nggak dilihat bus PMH dari arah depan," kata salah seorang saksi mata, Maria Sihombing, Senin (20/6/2022).

Tabrakan maut yang menewaskan tiga orang itu terjadi pada Senin dini hari tadi, sekitara pukul 03.00 WIB. Bus PMS yang terlibat dalam kecelakaan ini, datang dari arah Medan dengan tujuan Kerinci, Jambi. Sedangkan Bus PMH datang dari arah Riau menuju ke arah Medan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maria bilang, sesaat sebelum tabrakan, Bus PMS menyalip kendaraan lain di depannya. Padahal, kondisi saat itu sedang di tikungan.

Sopir memaksakan diri memacu bus tersebut, sementara dari arah berlawanan, Bus PMH juga melaju kencang. Tabrakan tak terelakkan. Bagian depan dua bus itu ringsek dan rusak parah.

ADVERTISEMENT

"Dua-duanya sama-sama kencang," ungkap Maria.

Tabrakan dalam kecepatan tinggi itu menyebabkan sopir dan kernet Bus PHM tewas di tempat. Bahkan, kernet itu sempat terpental ke luar lewat kaca depan bus.

Selain tiga orang tewas, belasan orang lainnya mengalami luka ringan dan berat. Bahkan ada beberapa penumpang yang kritis.

Seluruh korban saat ini telah dibawa ke rumah sakit. Polisi pun belum memberi informasi lengkap terkait insiden ini.

Kasat Lantas Polres Labuhanbatu AKP Rusbeny mengungkapkan, saat ini proses evakuasi telah selesai.

"Sejauh ini korban tewas tiga orang. Namun itu belum bisa dipastikan karena ada juga korban yang kondisinya kritis yang belum diketahui perkembangannya," kata Rusbeny.




(dpw/dpw)


Hide Ads