Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak mengatakan ada 48 desa yang diberlakukan pemberhentian sementara penjualan sapi karena adanya penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Jumlahnya tadi sudah disampaikan baik itu Langkat dan secara umum jumlah yang kita data itu ada kurang lebih 2.400, di mana 1.300 di antaranya sudah keadaan sembuh dan yang sekarang, yang lainnya dalam proses penyembuhan," ucap Panca, Selasa (24/5/2022).
Sementara itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mengatakan penanganan PMK di Sumut masih terus dilakukan. Edy mengatakan penanganan PMK ini masih terkendali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk itu kita berusaha untuk melakukan pengendalian, seperti dengan cara mengisolasi hewan ternak yang terkena dan langsung diobati," ucap Edy melalui keterangan tertulis.
Edy meminta agar warga tidak panik. Edy mengatakan untuk stok daging menjelang Hari Raya Idul Adha juga masih aman.
Kadis Peternakan Sumut, Azhar Harahap, mengatakan hingga kini baru 21 ekor sapi yang positif terjangkit PMK.
"Kalau yang terindikasi ya, tetapi untuk yang positif, ada 21 ekor. Jadi itu masih indikasi," jelas Azhar.
Sebelumnya diberitakan, Kapolda Sumut Irjen Panca mengatakan ada 48 desa yang diduga adanya hewan terkena PMK. Di 48 desa itu dilakukan pemberhentian sementara penjualan hewan.
"Saya juga sudah bicara tadi kita rapat di provinsi dan beberapa Minggu lalu sudah kita rapatkan tentang langkah kita yaitu kita melakukan lockdown di tempat-tempat desa," kata Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak kepada wartawan di Langkat, Selasa (24/5/2022).
"Data yang ada, kalau Sumatera Utara sampai saat ini ada 9 kabupaten/kota di mana itu di dalamnya hanya terdapat 24 kecamatan yang terkonfirmasi ada diduga penyakit mulut dan kuku hewan. Dari 24 kecamatan itu hanya 48 desa yang terdata terkonfirmasi ada dugaan penyakit mulut dan kuku," sambungnya.
(afb/astj)