2.050 kantong darah yang ada di PMI Banda Aceh diduga dikirim secara diam-diam ke Tangerang, Provinsi Banten. PMI menyebut pengiriman itu dilakukan untuk menghindari kedaluwarsa darah.
"Khusus di Desember 2021, kita terima lonjakan donasi darah dari pegawai kontrak di Pemerintah Aceh yang membuat stok darah di kita berlebih. Kita sudah menanyakan ke rumah sakit di wilayah kerja kita dan juga UDD PMI Pidie, Aceh Utara, dan Langsa, apakah kebutuhan darah mereka terpenuhi atau tidak, dan mereka jawab untuk saat itu mereka punya stok yang stabil," kata Kepala UDD PMI Kota Banda Aceh dr. Ratna Sari Dewi dalam keterangan kepada wartawan, Jumat (13/5/2022).
Ratna mengatakan, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan PMI Medan sebelum dilakukan distribusi darah ke Tangerang. Saat itu, darah di PMI Medan disebut masih banyak persediaannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, alasan dikirim ke Tangerang karena daerah tersebut ada penerbangan langsung dari Banda Aceh. Sementara ke provinsi lain di Sumatera disebut tidak ada penerbangan langsung.
"Kalau harus transit kita nggak bisa menjamin kualitas darah kita tetap bagus karena proses di perjalanannya lama," ujarnya.
"Proses pengiriman darah juga tidak serta-merta. Jadi kita harus memastikan darah yang kita kirim itu sudah lewat proses pemeriksaan kualitas sesuai dengan standar PMI. Setelah kita yakinkan mereka dengan data-data yang layak, baru kami kirimkan sesuai dengan permintaan UDD dan sesuai SOP," terang Ratna.
Menurutnya, distribusi darah antar PMI lazim dilakukan ketika stok darah sedang banyak. Dia mengaku PMI Banda Aceh juga pernah mendapat pasokan darah ratusan kantong dari PMI Tangerang pada 2018 ketika darah di Tanah Rencong sangat kurang.
Ketua PMI Kota Banda Aceh Dedi Sumardi Nurdin mengatakan, darah yang dikirim ke Tangerang dilakukan ketika darah di Banda Aceh sedang banyak. Dia mengaku mendapat laporan pada Januari lalu terjadi kelebihan stok darah.
"Distribusi darah antar UDD PMI itu hal yang lumrah karena PMI ini organisasi yang besar, namun kita tetap memprioritaskan suplai darah di wilayah kita dulu," ujarnya.
Sebelumnya, pengurus PMI Banda Aceh kaget mengetahui adanya pengiriman darah mencapai 2.050 kantong ke Tangerang secara diam-diam. Pengiriman itu diketahui setelah dilakukan sidak ke Unit Donor Darah (UDD).
"Ini dasarnya dari kecurigaan kami di pengurus karena ada beredar isu ada pengiriman darah ke Tangerang, kami tidak tahu itu. Kita lakukan sidak di PMI dengan pengurus-pengurus ternyata benar bahwasanya ada pengiriman darah ke Tangerang," kata Sekretaris PMI Banda Aceh Syukran Aldiansyah kepada wartawan, Kamis (12/5).
Ribuan kantong darah itu, katanya, diduga dikirim pada Januari, Februari dan April. Menurutnya, pengurus tidak mengetahui adanya pengiriman tersebut karena selama ini tidak diberi akses ke UDD.
"Selama ini akses kami ke UDD ditutup oleh ketua, kami tidak tahu apa. Data yang kami peroleh darah yang dikirim itu sekitar 2.050 kantong," jelasnya.
(agse/astj)