Aminullah Paparkan Keberhasilan di Sidang Paripurna HUT Kota Banda Aceh

Aminullah Paparkan Keberhasilan di Sidang Paripurna HUT Kota Banda Aceh

Erika Dyah - detikSumut
Minggu, 24 Apr 2022 11:15 WIB
Pemkot Banda Aceh
Foto: Pemkot Banda Aceh
Jakarta -

Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman menyampaikan sejumlah keberhasilan program Pemkot Banda Aceh. Hal ini ia sampaikan di hadapan pimpinan dan anggota DPRK pada sidang paripurna istimewa HUT Kota Banda Aceh ke 817.

Diketahui, sidang paripurna yang berlangsung Jumat (22/4) ini dipimpin Ketua DPRK, Farid Nyak Umar dan didampingi dua Wakil Ketua DPRK, Isnaini Husda dan Usman. Hadir juga bersama Wali Kota, Wakil Wali Kota, Zainal Arifin, Sekda Amiruddin, para unsur Forkopimda, dan seluruh Kepala SKPD jajaran Pemko Banda Aceh.

Dalam sambutannya, Aminullah mengatakan rapat paripurna kali ini menjadi momen penting bagi dirinya dan Zainal Arifin karena bertepatan tahun ini, tepatnya 7 Juli mendatang, masa jabatan dirinya sebagai wali kota akan berakhir.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan pidatonya kali ini berisikan semacam laporan mengenai capaian dengan indikator-indikator masing-masing, sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban. Baik kepada legislatif maupun masyarakat Banda Aceh. Tepatnya di momentum Hari Jadi Kota ke 817 atau hampir lima tahun dirinya memimpin 'Kota Gemilang'.

"Alhamdulillah, dalam masa tiga tahun pertama, dari 2017-2019, berbagai misi dapat terlaksana dengan relatif lancar. Namun, pandemi COVID dalam masa dua tahun berikutnya, menjadikan roda pemerintahan terasa berat untuk berputar," kata Aminullah dalam keterangan tertulis, Minggu (24/4/2022).

ADVERTISEMENT

Akibat COVID, ia menyebutkan sejumlah pihak membatalkan investasi di Banda Aceh dan ada pusat perbelanjaan yang mangkrak karena pandemi.

"Wabah COVID-19 ini juga telah menggerus sedemikian rupa keadaan ekonomi masyarakat, ada yang harus menutup usahanya karena tak lagi sanggup bayar sewa, tidak sedikit juga yang kehilangan pekerjaannya," ujarnya.

Pada pertengahan 2020, menyusul arahan dari Kemendagri dan Gubernur Aceh, pihaknya juga telah melakukan beberapa langkah penyesuaian. Khususnya dari segi alokasi dan dan prioritas sektor pembangunan kota. Menurutnya, berbagai penyesuaian ini juga dilakukan oleh seluruh daerah di Indonesia termasuk juga pemerintah pusat.

"Di depan rapat paripurna ini, dapat kami sampaikan bahwa selama hampir lima tahun masa kepemimpinan, kami mengacu sepenuhnya kepada RPJM Kota Banda Aceh yang sudah disahkan dalam bentuk Qanun Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kota Banda Aceh Tahun 2017-2022," paparnya.

Capaian Program Pemkot Banda Aceh Bidang Keagamaan

Dalam kesempatan ini, Aminullah pun menyampaikan sejumlah capaian program. Salah satunya capaian di bidang agama.

"Ada kenaikan signifikan dalam hal INDEKS KOTA SYARIAH. Pada Tahun 2019 adalah 69,70, naik menjadi 75,22 pada tahun 2020, selanjutnya naik lagi menjadi 76,77 pada tahun 2021. Untuk 2022 ini kami menargetkan dapat mencapai skor 80," tuturnya.

Untuk prestasi bidang agama, lanjut Aminullah, pada tahun 2018 dan tahun 2019 Banda Aceh memperoleh juara Umum FASI Tingkat Provinsi. Tahun 2020 dan Tahun 2021 kegiatan tidak dilaksanakan karena Pandemi COVID-19.

Banda Aceh juga menjadi juara 2 Lomba Zikir Maulid tingkat provinsi yang diikuti oleh berbagai kota dan kabupaten di Aceh.

"Alhamdulillah, di ajang Musabaqah Tunas Ramadhan (MTR) ke-21 tahun 2022 di Kabupaten Bireun beberapa hari lalu, Kota Banda Aceh kembali berhasil menjadi Juara Umum Gerakan Pramuka Tingkat Provinsi Aceh," ungkapnya.

Pihaknya juga berhasil menekan jumlah pelanggaran syariah Islam. Ia menyebutkan pada 2019 terdapat 97 kasus, 2020 terdapat 90 kasus, dan pada 2021 berhasil ditekan menjadi 53 kasus pelanggaran syariat.

Baca halaman selanjutnya..

Capaian Program Pemkot Banda Aceh Bidang Pendidikan

Aminullah juga turut menjelaskan kemajuan di bidang pendidikan berupa adanya peningkatan signifikan terhadap jumlah satuan pendidikan di Kota Banda Aceh selama 2018-2021. Di tahun 2018, jumlah PAUD sebanyak 132 menjadi 156 unit pada 2021, jumlah Sekolah Dasar dari 86 unit menjadi 91 unit pada 2021. Kemudian untuk Sekolah Menengah Pertama, terdapat 32 unit pada 2018 dan bertambah menjadi 33 unit pada 2021.

Persentase jumlah sekolah yang mampu memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) juga meningkat. Pada 2017 berada pada angka 69% dari total jumlah satuan pendidikan, meningkat menjadi 76,31% pada 2018, kemudian 79,83% tahun 2019, lalu meningkat menjadi 92,39% pada tahun 2020.

Ia menambahkan generasi muda Banda Aceh berhasil meraih prestasi yang mengharumkan nama Kota Gemilang. Untuk jenjang SMP dalam rentang 2018-2021, Banda Aceh mampu meraih total 89 penghargaan, baik di tingkat provinsi dan nasional maupun internasional.

Di bidang pendidikan diniyah, para siswa Sekolah Dasar yang mampu menghafal minimal 1 (satu) juz mengalami peningkatan. Tahun 2018 berada pada angka 5,01%, naik menjadi 6,69% tahun 2021. Hal tersebut juga dibarengi dengan kemampuan para siswa yang mampu membaca Al-Qur'an dengan rata-rata 90%.

Selanjutnya, untuk Sekolah Menengah Pertama, juga mengalami peningkatan. Siswa yang mampu menghafal minimal 2 Juz berada pada angka 2,27% pada tahun 2018 menjadi 5,55% pada tahun 2021.

Dalam pembinaan kepemudaan, tahun 2017 Kota Banda Aceh dianugerahi Penghargaan sebagai Kota Layak Pemuda Kategori Pratama. Tahun 2019, Kota Banda Aceh berhasil meningkatkan peringkatnya menjadi kategori Madya. Di tahun 2020 kita membangun Gedung Pemuda Gampong Neusu.

Selanjutnya, dari tahun 2018 hingga 2021 Banda Aceh mengalami peningkatan yang memuaskan terkait layanan sekolah inklusi. Pada 2018, layanan PAUD 6,76% menjadi 28,38% tahun 2021. Untuk Sekolah Dasar (SD) di 2018 berada di 20,83% di 2021 berada di angka 100%, selanjutnya untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) di 2018 di angka 28,13% meningkat pada 2021 dengan persentase 100% untuk layanan sekolah inklusi.

Capaian Program Pemkot Banda Aceh Bidang Ekonomi & Kesejahteraan Masyarakat

Sementara itu, di bidang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, Aminullah mengatakan investasi dalam berbagai bidang usaha menjadi salah satu upaya penting yang dilakukan pihaknya dalam meningkatkan taraf kehidupan ekonomi masyarakat.

"Sejak 2018 sampai dengan 2021, terdapat total 2024 PMDN dan 54 PMA yang menanamkan modalnya di Banda Aceh. Mereka bergerak di sektor konstruksi, listrik, gas, air, perikanan, perkebunan, peternakan, perdagangan dan reparasi, transportasi, gudang, telekomunikasi, dan industri," ungkap mantan Dirut BPD ini.

Menurutnya, investasi memang sempat menurun pada tahun 2020 karena dampak pandemi. Namun meningkat kembali pada tahun 2021 dengan nilai investasi mencapai Rp 547 miliar.

""Dalam masa lima tahun ini, total jumlah investasi di Banda Aceh mencapai Rp 1,622 triliun," sebutnya.

Ia juga menyampaikan, Banda Aceh juga mendapat banyak apresiasi dalam memerangi rentenir melalui kelahiran LKMS Mahirah Muamalah.

"Tahun 2018, 80% pedagang tergantung pada rentenir, tetapi pada Desember 2020 tinggal hanya 2% saja. Hal ini dicapai setelah berjalannya pembinaan dan pemberdayaan ekonomi yang dilakukan oleh PT Mahirah Muamalah kepada para pedagang," ucap Pria yang juga merupakan Ketum MES Provinsi Aceh.

Ia menilai kehadiran LKMS Mahirah membuat sektor UMKM tumbuh dan berkembang dengan bagus. Jumlah UMKM pun terus bertambah dari tahun ke tahun.

Pada 2017, UMKM 9.591 unit, tahun 2018 sebanyak 10.944 unit, tahun 2019 ada 12.012 unit, tahun 2020 meningkat lagi jadi 15.107 unit. Meski terjadi pandemi, kata Aminullah, data menunjukkan UMKM tetap tumbuh subur di tahun 2021, yakni mencapai 16.970 unit. Adapun data terbaru per Februari 2022 menyebutkan UMKM di Banda Aceh sudah mencapai 17.080 unit.

"Dapat kami sampaikan bahwa dalam meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, sektor pariwisata menjadi unggulan yang terangkum dalam brand Pariwisata Charming Banda Aceh," ujar Aminullah.

"Mengenai wisatawan, tahun 2018 sebanyak 393.400 wisatawan berkunjung ke Banda Aceh, lalu meningkat 503.992 wisatawan pada tahun 2019. Tahun 2020 menurun ke angka 172.197 orang karena pandemi, tetapi meningkat lagi menjadi 251.836 wisatawan pada 2021," tambahnya.

Berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pariwisata dan hotel, target tahun 2018 Rp 11.720 miliar, realisasinya melebihi target yaitu Rp 14,439 miliar. Target tahun 2019 Rp 12,020 miliar, realisasi Rp 16,262 miliar.

Tahun 2020, target Rp 15 miliar, namun dikarenakan pandemi maka yang hanya terealisasi di angka Rp 7,020 miliar. Selanjutnya pada tahun 2021 target Rp 22,165 miliar, karena dampak COVID-19 terealisasi Rp 9,036 miliar.

Ia mengatakan PAD juga datang dari restoran dengan target 2018 Rp 11,700 miliar, terealisasi melebihi target hingga Rp 12,256 miliar. Di tahun 2019 target Rp 12,200 miliar dan kembali berhasil melebihi target dengan realisasi sebesar Rp. 14,188 miliar. Berikutnya, di tahun 2020 target Rp 14,200 miliar, namun karena pandemi, yang terealisasi berada di angka Rp 13,188 miliar. Target tahun 2021 sebesar Rp 17,500 miliar, namun karena masih terkena dampak COVID-19, yang terealisasi Rp 14,390 miliar.

Sedangkan untuk realisasi PAD Kota Banda Aceh, secara keseluruhan dari tahun ke tahun fluktuatif. Pada tahun 2020 dan 2021 realisasi PAD tidak mencapai target karena pandemi COVID-19.

Baca halaman selanjutnya..

Capaian Program Pemkot Banda Aceh soal PDRB-Tingkat Pengangguran

Aminullah juga menyampaikan perbandingan PDRB, Income Per Kapita, Tingkat Kemiskinan, Tingkat Pengangguran dan Lapangan Kerja dalam rentang waktu empat tahun terakhir menunjukkan tren positif.

Tahun 2017 pendapatan per kapita Rp 64,21 juta per tahun, lalu naik menjadi Rp 66,46 juta tahun 2018. Tahun 2019 pendapatan per kapita juga naik menjadi Rp 69,24 juta per tahun, 2020 Rp 73,30 juta per tahun, dan di Tahun 2021 Rp 78,16 juta per tahun.

Tingkat kemiskinan di Kota Banda Aceh tahun 2017 pada angka 7,44%, turun menjadi 7,25% pada tahun 2018. Kemudian turun lagi tahun 2019 yaitu 7,22%, 6,90% di 2020, dan pada tahun 2021 7,61%.

Ia menilai kenaikan tingkat kemiskinan di 2021 disebabkan oleh dampak pandemi. Kendati demikian menurutnya Banda Aceh menjadi satu-satunya daerah yang masuk dalam zona hijau kemiskinan di Aceh di masa pandemi ini.

Pengangguran terbuka juga sempat terjadi penurunan, yaitu 7,75 % tahun 2017, kemudian 7,29% tahun 2018, dan 6,92% tahun 2019. Namun, Aminullah mengatakan angkanya melonjak tajam karena imbas pandemi COVID, yaitu menjadi 9,54% tahun 2020. Terakhir, di tahun 2021 angkanya turun lagi meskipun hanya menjadi 8,94%.

Berbagai keberhasilan pembangunan ini dinilainya turut berdampak pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

"Tahun 2018, IPM berada pada angka 84.37, kemudian menjadi 85.07 tahun 2019, lalu menjadi 85,41 pada 2020, dan naik 85.71 di tahun 2021. Dengan kenaikan yang terjadi setiap tahun itu, Banda Aceh menduduki peringkat dua nasional di antara 514 kabupaten/kota se-Indonesia," jelasnya.

Untuk pertumbuhan ekonomi, kondisi tahun 2017 adalah 3,39% menjadi 4.49% di tahun 2018, lalu turun sedikit menjadi 4,13% tahun 2019, dan sempat berada pada angka -3,29% tahun 2020 karena dampak pandemi.

"Namun Alhamdulillah, tahun 2021 pertumbuhan ekonomi kembali bangkit dan mengalami peningkatan sebesar 5,53%," ungkap alumni FEB USK ini.

Selain berbagai keberhasilan tersebut, Aminullah juga memaparkan capaian di bidang infrastruktur dan pelayanan air bersih yang cakupan pelayanannya saat ini sudah mencapai total 98%. Kemudian jumlah sambungan dari 45.500 sambungan pada 2017 naik menjadi 52.799 sambungan tahun 2021.

"Alhamdulillah PDAM Tirta Daroy Banda Aceh juga mendapatkan predikat sehat dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Aceh," pungkasnya.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Perjalanan Seru ke Penginapan di Aceh"
[Gambas:Video 20detik]
(ega/ega)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads