Cerita Keluarga PMI Asal Asahan yang Hilang di Laut Saat Mudik

Cerita Keluarga PMI Asal Asahan yang Hilang di Laut Saat Mudik

Perdana Ramadhan - detikSumut
Sabtu, 23 Apr 2022 21:05 WIB
Tim SAR Gabungan saat mencari nelayan korban dampak cuaca buruk pekan lalu dan menemukan kapal motor yang tenggelam di perairan Kalbar (Foto ANTARA/HO)
Foto: Tim SAR Gabungan saat mencari nelayan korban dampak cuaca buruk pekan lalu dan menemukan kapal motor yang tenggelam di perairan Kalbar (Foto ANTARA/HO)
Jakarta -

Keluarga Wahyudi alias Nanang (28) pekerja migran Indonesia (PMI) asal Asahan, Sumatera Utara, yang dikabarkan hilang di tengah laut saat perjalanan mudik dari Malaysia ke Indonesia kini hampir pasrah. Mereka tak tau ingin mengadu dan mencari kemana.

"Hari Selasa, tanggal 12 April itu dia video call kami. Bilangnya 'mak doakan ya jam setengah enam sore ini mau berangkat naik speedboad'," kata Warsinem, ibu kandung Nanang saat ditemui detikSumut dikediamannya di dusun I Desa Silo Lama Kecamatan Silo Laut Kabupaten Asahan, Sabtu (23/4/2022).

Wahyudi, merupakan anak pertama dari lima bersaudara. Ayahnya, Amirsyah sebenarnya sudah melarangnya agar tak pulang apalagi begitu tahu perjalanannya itu ditempuh menggunakan speedboad.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah kami larang, ngapain lah pulang. Dia bilang mau berlebaran di kampung," lirih Warsinem lagi.

Nanang berangkat bersama dua PMI lainnya yang juga warga Asahan. Mereka adalah Mega dan Ali, pasangan suami istri. Keduanya pernah melakukan perjalanan menggunakan speedboad pulang pergi dari Malaysia. Hal inilah yang membuat mereka yakin bisa mengulangi perjalanan mudik tersebut.

ADVERTISEMENT

Nahas, baru beberapa jam mengarungi laut, kapal mereka karam di perairan Malaysia setelah menabrak jaring pukat. Ali dan Mega selamat, namun Nanang tak diketahui nasibnya hingga kini.

Sedianya, mereka akan tiba di pelabuhan tikus kawasan hutan bakau Desa Silau Laut pada hari Rabu, tanggal 13 April 2022 pagi sebelum fajar. Saat itu Amirsyah, ayah Nanang sudah datang menjemput sejak pukul 04:00 WIB menantikan anaknya datang saat air laut pasang.

"Sebelum sahur saya sudah menunggu. Katanya, sebelum subuh sudah sampai. Saya tunggu juga sampai jam 8 pagi itu air sudah surut mereka enggak juga datang," kata Amir.

Di sinilah keluarga mulai resah. Amir masih mencemaskan anaknya. Dia tetap menunggu hingga sore bahkan malam hari saat air laut kembali pasang. Namun Nanang dan dua rekannya tak kunjung tiba.

Barulah pada hari Jumat, (15/4) Mega, salah satu korban selamat memberi kabar kepada keluarga di Asahan. Di sinilah Warsinem dan Amirsyah tahu bahwa Nanang hilang di tengah laut.

"Kami enggak tau mau lapor ke mana. Dia ke Malaysia enggak ada dokumen. Sempat juga kami berpikir mau cari sendiri sewa boat itu sampai Rp 10 juta," kata dia.

Tak ada yang bisa dilakukan keluarga saat ini selain pasrah menunggu keajaiban bahwa Nanang selamat dan sekarang berada di satu tempat.

Sebelumnya, kisah tiga Pekerja Migran Indonesia (PMI) dari Malaysia mudik ke Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut) bikin merinding. Ketiganya mudik melalui jalur laut dengan menaiki speedboat. Nahas di perjalanan speedboat yang mereka tumpangi karam di perairan Malaysia setelah menabrak jaring pukat milik nelayan.

Cerita itu dibagikan di media sosial melalui akun Facebook Wenz Irawan. Dilihat detikSumut, Sabtu (23/4/2022) postingan tersebut dan telah dibagikan lebih dari 300 kali. Pemilik akun menceritakan perjalanan tiga orang PMI yang nekat mudik menyeberangi lautan menggunakan speedboat berangkat dari Kuala Selangor, Malaysia pada tanggal 12 April 2022 lalu. Ketiganya adalah Ali, Mega dan Wahyudi alias Nanang. Ada beberapa foto yang dibagikan termasuk sebuah video detik-detik mereka baru berangkat dari Malaysia dan sebelum kapal karam.

Dalam cerita itu disebut speedboat yang mereka naiki setelah tiga jam melakukan perjalanan karam di tengah laut di wilayah perairan Malaysia karena menabrak jaring pukat. Mereka terombang ambing beberapa hari di tengah laut menggunakan pelampung. Ali dan Mega yang merupakan pasangan suami istri berhasil diselamatkan oleh kapal nelayan secara terpisah. Mereka kemudian diantar kembali ke Malaysia. Sementara Nanang tak diketahui nasibnya hingga kini.




(afb/afb)


Hide Ads