Aksi warga membeli BBM jenis Pertalite menggunakan teko dan kaleng biskuit membuat heboh. Warga membeli menggunakan teko dan kaleng dengan alasan sulit mendapatkan jeriken logam.
"Kan ada aturan dari Pertamina tidak boleh mengambil menggunakan wadah plastik, wajib wadah logam. Kita di sini kan tidak ada jeriken logam, yang ada yang pelastik," ucap salah seorang warga, Paulus, kepada wartawan, Kamis (21/4/2022).
Selain belum ditemukan di Nias Barat, kata Paulus, harga jeriken logam juga mahal jika dibeli secara online. Hal itu lah yang membuat warga membeli BBM menggunakan teko atau wadah lain yang berbahan logam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga karena BBM tinggi, mereka terpaksa menggunakan teko, kaleng roti, dandang, priuk bisa jadi juga. Kalau mau kita pesan (jeriken logam) pun dari online shop, satu harganya Rp 500 ribu, mahal," jelasnya.
![]() |
Sebelumnya, sejumlah foto yang menunjukkan adanya pembelian BBM jenis pertalite menggunakan teko dan kaleng biskuit viral. Pertamina mengatakan hal itu tidak boleh dilakukan.
Pertamina menjelaskan pembelian hanya boleh dilakukan menggunakan jeriken jenis logam dan mendapatkan surat pengantar dari dinas terkait. Warga menggunakan teko diduga karena menyamakan antara teko yang dari logam dengan jeriken yang dari logam.
"Betul (warga salah persepsi soal jeriken berbahan logam," kata Section Head Commrel Pertamina Patra Niaga Region Sumbagut, Agustiawan, saat dikonfirmasi.
(afb/dpw)