Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lampung Selatan menjadi salah satu pembahasan dalam acara debat paslon pertama Bupati dan Wakil Bupati Lampung Selatan. Pada tahun 2023, Kabupaten Lampung Selatan dinilai terlalu bergantung dengan bantuan anggaran pemerintah pusat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Lampung Selatan pada tahun 2023 sebesar Rp. 347,29 miliar atau setara dengan 18,34% jika dibandingkan dengan total dana perimbangan sebesar Rp. 1,893 triliun.
Hal ini menunjukkan tingginya ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat dalam membiayai APBD. Dalam debat kali ini, Paslon Bupati Lampung Selatan nomor urut 2 Radityo Egi Pratama dan Syaiful Anwar menyampaikan cara untuk mengurangi ketergantungan pendanaan dari Pemerintah Pusat. Menurut Egi, langkah awal untuk permasalahan tersebut yakni mengoptimalisasikan keterampilan masyarakat-masyarakat di desa.
"Dalam konteks bisnis atau usaha bagaimana mengoptimalisasi potensi yang kita miliki, mulai dari potensi alamnya sangat indah, potensi perikanan, bahkan agrobisnisnya," kata Egi, Minggu (20/10/2024).
"Kemudian dengan memiliki 260 desa tentu setiap desa ini memiliki kekhasannya, masing-masing ini harus menjadi sebuah ujung tombak bagaimana desa dengan bisa melahirkan produk-produk yang berkualitas dan kemudian bisa ditawarkan ke luar Lampung Selatan," lanjutnya.
Egi juga mempunyai misi untuk membawa pemerintahan Kabupaten Lampung Selatan menjadi ramah investasi. Dia berkomitmen akan memudahkan perizinan.
"Lampung Selatan ke depan menjadi ramah investasi, kita permudah perizinannya. Kemudian kita promosikan apa yang menjadi potensi Lampung Selatan sehingga ini bisa menggenjot roda perekonomian yang khususnya menghasilkan PAD buat kita sendiri pada sektor pariwisata," ungkapnya.
Egi bersama Syaiful Anwar juga akan mengoptimalkan sektor pertanian agar bisa meningkatkan produktivitas menjadi 100 persen. Harapannya peningkatan produktivitas sektor ini bukan hanya menjawab tantangan dari segi PAD, tetapi juga menyejahterakan masyarakat Lampung Selatan.
"Kami melihat bahwa proses pertanian di Lampung Selatan ini mesti dioptimalisasi, jadi dari lahan sekitar satu hektare ini bisa dinaikkan tingkat produktivitasnya menjadi 100 persen. Saat ini keterlangkaan pupuk sering sekali menjadi kendala yang dirasakan oleh petani, ini bisa kita genjot kemudian bagaimana kita menciptakan sektor-sektor lapangan pekerjaan formal karena saat ini rata-rata masyarakat Lampung Selatan bekerja di sektor informal," tandasnya.
(des/des)