Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali mengusung Fadhil Arief dan Bahtiar untuk maju di Pilbup Batanghari, Jambi. Pasangan calon petahana itu kembali diusung PKB karena dinilai berhasil membangun daerah penyangga.
"Dasar PKB mengusung Fadhil-Bahtiar karena mereka berhasil bangun daerah Batanghari, program kerja/visi misi mereka kita nilai sudah terealisasi di atas 90 persen," kata Ketua PKB Batanghari Jambi, Erpan kepada detikSumbagsel, Minggu (18/8/2024).
PKB menyerahkan surat rekomendasi berupa dokumen model B1-KWK. Penyerahan rekom itu diberikan langsung oleh Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekomendasi yang diberi PKB tersebut menambah jumlah kursi bagi calon petahana dalam memenuhi syarat menuju Pilkada Batanghari setelah sebelumnya sudah diusung beberapa partai politik.
Erpan mengaku PKB bangga bisa kembali mengusung calon pasangan petahana. Apalagi, tingginya tingkat kepuasan masyarakat ke calon petahana dianggap PKB sudah sesuai yang diinginkan partai berlambang kabah itu.
"Tingkat kepuasan pasangan petahana ini selama memimpin daerah sangat tinggi, masyarakat sangat senang di periode kepemimpinan petahana itu sudah mencapai 75% lebih, dan kami PKB cukup bangga sebagai pengusung beliau pada pemilu 2020 yang lalu dan kini mengusung lagi," ujarnya.
Sejauh ini, pasangan Fadhil-Bahtiar digadang-gadang akan menjadi pasangan calon tunggal di Pilbup Batanghari nanti. Hal ini disebabkan karena hingga saat ini tidak ada kandidat lain yang menyatakan maju.
Sementara itu, Pengamat politik Jambi Wawan Novianto menilai terjadinya calon tunggal di Pilbup Batanghari bisa saja terjadi. Kekuatan petahana di Batanghari sebagai faktor belum ada lawan yang siap menandinginya.
"Jadi bisa dipastikan untuk pemilihan bupati Batanghari ini akan tampaknya lebih sepi dibandingkan Kabupaten lain di Provinsi Jambi, dan sangat besar peluang calon tunggal," katanya.
Akademisi IAIN Jambi itu juga menilai bahwa calon tunggal yang akan terjadi di Pilkada Batanghari itu juga bukan keinginan petahana. Hanya saja, keinginan publik serta kepuasan masyarakat atas pembangunan dan kemajuan daerah yang menjadi sebab banyak partai lebih condong milih petahana.
"Fadhil ini punya cara politik merangkul, dan posisi seperti ini bukan tanpa alasan, secara politis kepemimpinan dia itu (Fadhil Arief) memang mengedepankan politik kebersamaan. Ia juga memberikan peluang kekuasaan kepada tokoh-tokoh politik lainnya, maka selain masyarakat yang berkeinginan kuat ke petahana memimpin lagi, partai pun juga berat ke mereka," ujarnya.
(des/des)