Ekowisata Mangrove Lantebung merupakan salah satu wisata alam di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang bisa menjadi pilihan untuk liburan akhir pekan. Destinasi wisata ini terkenal dengan keindahan sunset-nya di tengah hutan bakau yang mempesona.
Lokasinya terletak di bagian utara Kota Makassar, tepatnya di Jalan Lantebung, Kelurahan Bira, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar. Mengutip laman Makassar kota, luas kawasan Ekowisata Mangrove Lantebung mencapai 12 hektar yang didominasi hamparan pohon Mangrove sebagai ciri khasnya.
Bentangan panorama alam yang memanjakan mata juga dapat membuat para pengunjung terpesona dan betah berlama-lama. Di sore hari, pengunjung bisa menikmati keindahan sunset yang begitu menenangkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suasana alam yang begitu asri seolah-olah mengajak pengunjung untuk sejenak melupakan hiruk-pikuk kesibukan perkotaan dan hanya fokus pada keindahan alam yang terhampar di depan mata. Aktivitas nelayan di sore hari juga menambah daya tarik tempat ini, membuatnya jadi spot yang pas buat healing.
Pesona Sunset di Mangrove Lantebung
![]() |
Daya tarik utama di Mangrove Lantebung adalah panorama matahari terbenam (sunset) yang sangat indah kala senja menjelang. Pengunjung dapat menyaksikan semburat warna jingga memenuhi langit kota Makassar sambil ditemani kesejukan angin lautnya.
Saat matahari mulai terbenam, kebanyakan pengunjung menggunakan kesempatan tersebut untuk berfoto dan mengabadikan momen. Terdapat berbagai spot foto instagramable yang dapat menjadi lokasi untuk mengabadikan momen kebersamaan.
Salah satu pengunjung, Muhammad Adrian, mengatakan bahwa alasan ia berkunjung tempat ini adalah karena keindahan sunsetnya.
"Karena sunsetnyalah. Sama suasananya keren," ujarnya.
Meskipun tempat ini terbilang baru untuknya, pengunjung asal Gowa itu juga mengatakan bahwa situasi di Mangrove Lantebung sesuai dengan ekspektasinya.
"Ya sesuailah. Good. Very Good. Keren, rate 100," tuturnya.
Aktivitas Nelayan di Sore Hari
![]() |
Selain menyajikan keindahan alam yang memanjakan mata, di Ekowisata Mangrove Lantebung, pengunjung juga dapat menyaksikan aktivitas nelayan di sore hari. Para nelayan setiap harinya akan menangkap kepiting mulai dari dari jam 15.00 WITA hingga menjelang waktu Maghrib.
"Sorenya berangkat jam tiga, saat pasang air," kata Ansar, nelayan di Mangrove Lantebung.
Selain kepiting, beberapa nelayan juga mencari udang. Aktivitas ini sudah aktif dilakukan jauh sebelum tempat tersebut dijadikan sebagai tempat wisata dan masih terus berjalan hingga saat ini.
"Sebelum ada. Sudah lama mi nelayan di sini," lanjutnya.
Lokasi dan Rute Menuju Mangrove Lantebung
Wisata Mangrove Lantebung terletak di Jalan Lantebung, Kelurahan Bira, Kecamatan Tamalanrea. Lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat Kota Makassar.
Untuk sampai ke tempat ini, detikers bisa menempuh perjalanan sekitar 30 menit menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat. Cukup ambil rute di Jalan Tol Ir. Sutami, lalu belok kiri ke Jalan Lantebung untuk menuju Ekowisata Mangrove Lantebung.
Pengunjung juga dapat mengunjungi destinasi wisata ini dengan menggunakan kendaraan pribadi, seperti motor maupun mobil. Hanya saja, belum ada penanda jalan untuk menuju lokasinya. Sebagai gantinya, detikers dapat menggunakan Google Maps sebagai penunjuk jalan.
Berikut link maps untuk menuju destinasi wisata Mangrove Lantebung:
https://maps.app.goo.gl/wpBuZJYMxhH73m3TA
Jam Operasional dan Harga Tiket Mangrove Lantebung
Ekowisata Mangrove Lantebung terbuka untuk umum, mulai dari Senin hingga Minggu. Wisata ini mulai beroperasi pada pukul 07.00-18.00 Wita.
Bagi detikers yang ingin menikmati keindahan sunset di tempat wisata tersebut tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar. Hanya dengan merogoh kocek Rp 5.000 per orang, detikers sudah bisa mengeksplore destinasi wisata tersebut.
Namun, harga tersebut belum termasuk dengan pembayaran parkirnya. Berikut tarif parkir untuk kendaraan roda dua dan empat:
- Roda Dua (Motor): Rp 2.000
- Roda Empat (Mobil): Rp 5.000
Kekurangan di Mangrove Lantebung
Meskipun ada banyak daya tarik dan keindahan alam yang ditawarkan, sayangnya Mangrove Lantebung sudah jarang didatangi oleh wisatawan.Pengelola wisata Mangrove Lantebung, Saraba mengatakan, lokasi wisata ini mulai sepi pengunjung semenjak era pandemi.
"Waktu corona. Dulu banyak, tapi sekarang lihat kondisinya, tidak sesuai pemasukan dengan pengeluaran pembuatan wisatanya," katanya.
Berdasarkan pantauan detikSulsel pada Selasa (24/9/2024) destinasi tersebut juga tampak kurang terawat. Cat jembatan pelanginya terlihat mulai pudar, beberapa jembatan juga sudah mulai rusak, dan fasilitas seperti toilet umum juga sudah tidak bisa digunakan lagi karena tidak adanya persediaan air.
Menurut Saraba, ia dan masyarakat sekitar sebenarnya ingin memperbaiki fasilitas yang ada agar bisa membuat pengunjung yang datang lebih nyaman. Hanya saja, dari pihak masyarakat belum memiliki modal.
"Kita ini mau seperti itu, tapi masalah modal," tuturnya.
(urw/ata)